Survei: 4 dari 10 Orang di Dunia Percaya Sihir
- U-Report
Bandung – Menurut sebuah survei, empat dari sepuluh orang di dunia masih percaya akan adanya sihir. Diketahui, sihir memiliki konsep yakni orang yang bisa menggunakan kemampuan supranatural untuk menimbulkan kerugian.
Hanya 9 persen orang di Swedia percaya pada ilmu sihir, sementara lebih dari 90 persen orang di Tunisia percaya beberapa orang memiliki kekuatan jahat.
Kepercayaan pada ilmu sihir mungkin setua umur manusia itu sendiri. Seni gua tertua di Inggris misalnya, mungkin adalah 'tanda penyihir' yang diukir untuk mengusir roh jahat. Sedangkan contoh tertulis tertua dari nama Tuhan dalam bahasa Ibrani yang ditemukan pada 'tablet kutukan' berusia 3.200 tahun, dimaksudkan untuk mengutuk seseorang yang melanggar sumpah.
Gagasan bahwa manusia dapat melontarkan kutukan hadir di agama besar dunia, termasuk Kristen, Yudaisme, Islam, dan Hindu, menurut survei Pew Research Center tahun 2021.
Dalam studi baru, para peneliti menggunakan kumpulan data besar yang dikumpulkan selama enam gelombang antara tahun 2008 hingga 2017 oleh Pew Research Center.
Secara keseluruhan, 140.000 orang di 95 negara dan lima benua ditanyai serangkaian pertanyaan terkait kepercayaan mereka pada sihir, seperti apakah percaya pada mata jahat dan orang-orang tertentu dapat melontarkan kutukan atau mantra yang menyebabkan hal buruk terjadi untuk seseorang.
Berdasarkan sampel Pew, para peneliti memperkirakan setidaknya 1 miliar orang di seluruh dunia percaya pada ilmu sihir. Wanita, penduduk kota, dan orang yang lebih muda cenderung percaya pada kekuatan gaib semacam itu.
Namun mereka yang memiliki lebih banyak pendidikan, lebih banyak finansial dan tinggal di rumah yang lebih kecil biasanya disertai dengan berkurangnya kepercayaan pada ilmu sihir. Kepercayaan semacam itu tetap ditemukan pada orang-orang di seluruh spektrum pendidikan dan sosial ekonomi.
Misalnya, orang dengan situasi ekonomi 'sangat baik' hanya 6 persen sampai 7 persen lebih kecil kemungkinannya untuk percaya pada sihir daripada orang dengan situasi ekonomi 'sangat buruk' menurut penelitian yang diterbitkan 23 November di jurnal One PLOS.
Jadi tidak mengherankan mereka yang religius cenderung lebih percaya bahwa beberapa manusia memiliki kekuatan magis, menurut situs Live Science, Jumat, 25 November 2022.
"Secara keseluruhan, kepercayaan agama dan sihir, keduanya berpusat pada peran kunci kekuatan supranatural dalam kehidupan, berjalan beriringan," tulis para peneliti dalam penelitian tersebut.
Orang-orang di negara-negara dengan institusi yang lemah, tingkat kepercayaan sosial yang rendah, penekanan yang lebih besar pada kesesuaian dan bias yang lebih besar terhadap orang-orang dalam kelompok juga lebih cenderung percaya pada ilmu sihir.
Itu sejalan dengan pekerjaan antropologi masa lalu yang mempelajari masyarakat Pribumi Amerika di Navajo Nation, yang juga dikenal sebagai Dine, menurut laporan baru tersebut.
Penelitian sebelumnya mengusulkan bahwa di antara orang Navajo, kepercayaan pada sihir berfungsi sebagai alat kontrol sosial yang membantu menjaga ketertiban dalam masyarakat ketika struktur pemerintahan formal tidak ada atau lemah, tulis para peneliti dalam penelitian tersebut.(dra)