Penonton Piala Dunia Qatar Waspada Flu Unta Mematikan!

Ilustrasi unta
Sumber :
  • Pixabay

BANDUNG – Dokter di seluruh Inggris telah disiagakan untuk memantau tanda-tanda penyakit mematikan yang disebut flu unta. Desakan peringatan dini ini disebarkan usai meluasnya penularan di antara para penggemar Three Lions yang kembali dari Piala Dunia di Qatar.

4 AI Canggih Ini Bikin Pelajar Melongo Sudah Sering Dipakai Pelajaran Bahasa Asing

Badan Keamanan Kesehatan Inggris telah mendesak dokter untuk memerhatikan orang yang menderita demam dan kesulitan bernapas. Hal itu berkaca pada fakta bahwa hampir 1.000 orang telah meninggal karena flu unta atau Sindrom Pernafasan Timur Tengah (MERS) dalam beberapa tahun terakhir.

Kasusnya saat ini dapat meningkat karena banyaknya penggemar yang berbondong-bondong ke Qatar untuk ikut keseruan Piala Dunia, yang mungkin terpapar unta. Mirisnya, MERS jauh lebih mematikan daripada COVID-19 dengan lebih dari sepertiga orang yang tertular meninggal dibandingkan dengan kurang dari 4 persen penderita COVID-19.

Dikalahkan China, Media Belanda Ramai-Ramai Sebut Timnas Indonesia Sudah Tidak Punya Harapan

"Dokter dan tim kesehatan masyarakat harus secara khusus mewaspadai kemungkinan MERS pada pelancong yang kembali dari Piala Dunia," tulis catatan Badan Kesehatan Inggris, dikutip The Sun, Senin 12 Desember 2022.

Risiko infeksi pada penduduk Inggris sangat rendah tetapi mungkin lebih tinggi pada mereka yang terpapar faktor risiko tertentu di wilayah tersebut, seperti unta. Tak hanya pada hewan langsung, tapi juga pada produk yang dihasilkan dari unta.

Link Live Streaming Timnas Indonesia Vs Bahrain Kualifikasi Piala Dunia 2026

"MERS dapat diperoleh dari kontak dekat dengan unta atau dari mengonsumsi produk unta, misalnya susu unta yang tidak dipasteurisasi," tambah catatan itu.

Laporan itu juga memperingatkan tentang penularan dari orang ke orang dan mengatakan bahwa sudah ada dua kasus yang dilaporkan di Qatar tahun ini, keduanya telah terpapar unta. Ada pun 2.600 kasus antara April dan Oktober 2022 di 12 negara Mediterania Timur dan Timur Tengah. 

Halaman Selanjutnya
img_title