Mengenal Sosok Penemu Alat Penunjuk Arah Salat dan Penentu Ramadhan

Maryam al-Ijliya.
Sumber :
  • mvslim.com

BANDUNG – Antara abad ke-8 hingga 15 Masehi, cendekiawan Muslim memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap sains, menciptakan alat-alat canggih di bidang kedokteran, astronomi, fisika, dan kimia yang mengilhami para ilmuwan untuk membuat terobosan selama Renaisans dan Zaman Penemuan.

Pertama dalam Sejarah, Umat Islam di Indonesia Akan Mengalami 2 Kali Ramadhan dalam 1 Tahun

Hingga abad ke-15 Masehi, selama periode abad pertengahan, ilmuwan Muslim juga memberikan berbagai kontribusi di bidang astronomi. Karya-karya mereka didasarkan pada sumber-sumber kuno dari Yunani, Iran, dan India. 

Umat Islam diketahui mendirikan salat lima waktu dalam sehari di mana waktunya ditentukan oleh posisi Matahari dan menghadap Kabah yang ada di kota Mekah.

Kapan Puasa Syawal Dilaksanakan? Begini Anjuran dan Keutamaannya

Di abad ke-10 Masehi, seorang wanita Muslim bernama Mariam al-Ijliya atau juga dikenal sebagai Mariam al Astrulabi membawa keahlian membuat astrolabe ke level berikutnya. Astrolabe adalah perangkat kuno yang digunakan untuk mengukur waktu dan posisi Matahari dan bintang.

Mariam dikenal karena kecemerlangan akademisnya yang meletakkan dasar untuk mengelola transportasi dan komunikasi menggunakan astrolabe, mengutip dari situs TRT World, Kamis, 15 Desember 2022.

Salat Idul Fitri Hari Ini, Jemaah An Nadzir di Gowa Hitung 1 Syawal Pakai Metode Ini

Lahir di Suriah pada abad ke-10 Masehi, kecenderungannya dalam mengembangkan astrolabe diilhami oleh ayahnya, Al-Ijliyy al-Asturlabi, yang magang di pembuat astrolabe di Baghdad.

Desain astrolabe juga mengharuskan Mariam bekerja dengan perhitungan matematis yang rumit dan presisi. Kemudian lambat laun dia menguasai desainnya. Ini mengesankan Sayf Al Dawla, Pendiri Emirat Aleppo yang menguasai sebagian besar Suriah utara dan sebagian Jazira barat, memerintah dari 944-967 Masehi.

Halaman Selanjutnya
img_title