Tahukah Kamu? Hacker Jadi Profesi yang Paling Banyak Dicari
- Pixabay
BANDUNG – Tim Intelijen Jejak Digital Kaspersky menemukan bahwa menjadi hacker atau peretas merupakan profesi yang paling banyak dicari komunitas penjahat dunia maya, menurut analisis terhadap 200 ribu iklan pekerjaan dari tahun 2020-2022.
Selain hacker, profesi yang banyak dicari mencakup pengembang (developer) dan desainer. Berdasarkan Digital Footprint Intelligence, kualifikasi pekerjaan termasuk membuat halaman malware dan phishing, membahayakan infrastruktur perusahaan, meretas aplikasi web dan seluler, serta sejumlah peran lainnya.
Tingkat pendapatan rata-rata yang ditawarkan kepada profesional TI bervariasi antara US$1.300 hingga US$4.000 per bulan (Rp19,4 juta hingga 60 juta), menurut analisis Kaspersky, Rabu, 1 Februari 2023.
Tim Kaspersky Digital Footprint Intelligence (DFI) meninjau iklan pekerjaan dan resume yang diposting di 155 forum dark web antara Januari 2020 hingga Juni 2022, menganalisis iklan yang berisi informasi tentang pekerjaan jangka panjang maupun penuh waktu.
Menurut data layanan DFI, total sekitar 200.000 iklan terkait pekerjaan dipasang di dark web selama periode yang dianalisis. Sebanyak 41 persen iklan dipasang pada tahun 2020, dengan aktivitas memuncak pada Maret – kemungkinan karena penurunan pendapatan akibat pandemi yang dialami oleh sebagian populasi.
Pakar Kaspersky menganalisis pekerjaan TI dan memilih lebih dari 160 yang secara eksplisit menyebutkan gaji, meskipun pemberi kerja dark web biasanya menyatakan nominal kasar.
Pendapatan rata-rata tertinggi dapat ditemukan di iklan untuk ahli rekayasa balik (reverse engineering). Pendapatan bulanan tertinggi yang dilihat pakar berkisar US$20.000 (Rp300 juta) yang diberikan pada para pengembang. Biaya terendah yang ditawarkan hanya sekitar US$200 (Rp3 juta).