Berkaca Kasus Nunung Srimulat, Lakukan Hal Ini untuk Cegah Kanker Payudara

Nunung Srimulat
Sumber :
  • Tangkapan Layar YouTube MOP Channel

"Kemudian, pemeriksaan dalam setahun sekali ke dokter. Kalau perempuan sudah usia 40 tahun ke atas, sebaiknya SADANIS untuk cegah kanker payudara," bebernya.

Lagi Trend! Mulung Koin di TikTok Hingga Ratusan Ribu per Hari, Ini Caranya

Dengan melakukan Sadari dan Sadanis secara berkala, kanker payudara dapat ditemukan pada stadium dini dan meningkatkan angka harapan hidup pada penderitanya. Selain itu, kedua pemeriksaan tersebut harus diimbangi dengan pola hidup sehat yakni olahraga rutin dan makanan sehat.

Olahraga dianjurkan 30-60 menit sehari dengan tanpa istirahat sehingga gerakannya teratur dan terpantau. Langkah lain yang kerap diabaikan, salah satunya dengan menghindari makanan yang mengandung radikal bebas.

Resep Minuman Sehat dr. Zaidul Akbar untuk Buka Puasa: Atasi Pusing dan Detoksifikasi Tubuh

"Saya sarankan untuk pasien adalah pola hidup sehat. Kanker bukan hanya genetik tapi dari luar. Ada hantaman dari luar. Stres dari makanan mengandung radikal bebas, stres dari dalam. Kita lakukan adalah kurangi makanan mengandung radikal bebas pada yang memiliki risiko kanker payudara," jelasnya.

Kanker payudara menempati urutan pertama terkait jumlah kanker terbanyak di Indonesia serta menjadi salah satu penyumbang kematian pertama akibat kanker. Data Globocan tahun 2020, jumlah kasus baru kanker payudara mencapai 68.858 kasus (16,6 persen) dari total 396.914 kasus baru kanker di Indonesia. 

Buya Yahya Beri Penjelasan Soal Kematian Stevie Agnecya yang Diduga Disantet

Sementara itu, untuk jumlah kematiannya mencapai lebih dari 22 ribu jiwa kasus. Sebab, 70 persen dideteksi sudah di tahap lanjut sehingga sekitar 43 persen kematian akibat kanker bisa dikalahkan manakala pasien rutin melakukan deteksi dini dan menghindari faktor risiko penyebab kanker.

Selain angka kematian yang cukup tinggi, penanganan pasien kanker yang terlambat menyebabkan beban pembiayaan yang kian membengkak. Pada periode 2019-2020, pengobatan kanker telah menghabiskan pembiayaan BPJS kurang lebih 7,6 triliun rupiah.

Halaman Selanjutnya
img_title