Sekolah Mahal Tak Menjamin Masa Depan Anak, Ini Alasannya

Tahun ajaran baru sekolah di Bandung
Sumber :
  • Dok. Pemkot Bandung

BANDUNG – Menyekolahkan anak di sekolah mahal dengan fasilitas terbaik tentu menjadi keinginan orang tua.

Puluhan Anak Berteriak Saat Datang Ke MPC Pemuda Pancasila, Ini Penyebabnya

Namun, hal itu tidak menjamin masa depan anak cemerlang. Sebab orang tua juga perlu menyesuaikan minat dan bakat anak.

Ada sejumlah anggapan yang muncul bagi sebagian orang tua, pasalnya, sekolah mahal bisa menjamin masa depan anak cemerlang.

Kampung Lali Gadget Ciptaan Achmad Irfandi Jadi Inspirasi Edukasi Anak Negeri

Prasangka tersebut juga tak sepenuhnya salah. Sebab, sekolah mahal memang punya benefit lebih karena mampu menunjang karier anak di masa depan lantaran punya fasilitas yang memadai.

Namun, apakah karier cemerlang Si Anak bisa terwujud karena dia bersekolah di tempat mahal, jawabannya tentu tidak.

KREDIBALI: Solusi Pendidikan dan Lingkungan Ala I Gede Andika Wira Teja

Dilansir dari holodoc.com pada Selasa, 26 Juli 2022, berikut ini fakta sekolah mahal dan hubungannya bagi masa depan anak.

Sekolah Mahal Tidak Menjamin Karir Anak di Masa Depan

Psikolog anak dan keluarga, Anna Surti Ariani, mengatakan, anak yang mengenyam pendidikan di sekolah bergengsi dan mahal belum tentu lebih sukses daripada yang tidak.

“Kita bisa bilang bahwa yang menjamin bukan sekolah mahal atau murah. Ada begitu banyak variabel yang akan saling mempengaruhi,” kata Anna dikutip dari halodoc, Selasa, 26 Juli 2022.

Psikolog yang akrab disapa Nina ini melanjutkan, kesuksesan anak justru dipengaruhi oleh lingkungan keluarga.

Selain itu, kepribadian anak juga berpengaruh besar terhadap peluang kesuksesannya di kemudian hari.

"Apakah orang tua juga memberikan stimulasi dan pengasuhan yang tepat di rumah? Apakah orangtua juga membuat rumah menjadi lingkungan yang menyenangkan atau malah sebaliknya? Ini saling memengaruhi,” kata Nina.

Pertimbangan saat Memilih Sekolah Anak

Memilih sekolah anak tak hanya soal mahal atau murah saja. Orang tua juga wajib mempertimbangkan dampak psikologis dan kebutuhan anak. 

Untuk persoalan ini, Nina menyarankan agar orang tua memahami beberapa faktornya. Seperti:

1. Faktor dari Anak

Orang tua disarankan untuk menyesuaikan usia anak. Jangan memasukkan anak ke sekolah saat mereka masih balita.

Sebab, otak anak masih belum matang untuk menerima pelbagai pembelajaran sebelum usianya menginjak 7 tahun.

Orang tua juga perlu mengetahui potensi anak. Contoh, jika anak memiliki bakat di bidang olahraga, orang tua bisa memilih sekolah khusus olahraga untuk menyalurkan bakatnya.

2. Perhatikan Pola Mengajar Guru

Guru dan sistem belajar yang menyenangkan membuat anak betah menghabiskan waktu di sekolah.

Sesekali, orang tua perlu mengunjungi sekolah dan mengobrol dengan tim pengajar untuk mengetahui perkembangan Si Anak.

3. Ketahui Potensi Kecerdasan Anak

Potensi seorang anak berdasarkan kecerdasan tidak bisa disamaratakan.

Bisa saja anak mendapatkan nilai yang rendah di bidang matematika, tapi mereka bisa mendapatkan nilai yang tinggi untuk mata pelajaran lain.

Oh, ya, orang tua juga diharapkan tidak membandingkan potensi anak dengan temannya.

Ini akan membuat Si Kecil merasa rendah diri yang berdampak pada keinginan anak untuk maju.

Dalam memilih sekolah, orang tua bisa menyesuaikan kemampuan dan karakteristik yang dapat dikembangkan menjadi sebuah keahlian. Ada 3 potensi kecerdasan anak termasuk:

  • Bahasa
  • Berhitung
  • Multiple
  • Intelligence

4. Libatkan Anak

Orang tua perlu melibatkan anak dalam memilih sekolah agar mereka merasa memiliki andil untuk masa depannya.

Lakukan pendekatan secara psikologis pada anak untuk mengetahui apa yang disuka dan tidak disukai.

Jika orang tua memiliki pilihan yang lebih baik, jelaskan dengan bahasa yang mudah untuk dipahami.

Ini membuat anak mengerti mengapa orang tua kurang setuju dengan pilihannya.

Itulah penjelasan mengapa sekolah mahal belum tentu menjamin masa depan anak dan tips memilih sekolah anak.

Selain memperhatikan pendidikan anak, ibu juga perlu memperhatikan kesehatannya. (Irv)