Strategi Batik Trusmi Cirebon Bangkit dari Hantaman Pandemi COVID-19
- istimewa
BANDUNG – Perkembangan sektor perekonomian tradisional saat Pandemi COVID-19 diuji untuk meningkatkan kualitasnya untuk tumbuh berdaya saing tidak hanya di pangsa pasar lokal. Holding BUMN Pupuk Indonesia, PT. Pupuk Kujang pun turun tangan untuk mewujudkan hal itu dengan menstimulus perajin batik asal Kecamatan Plered, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat. Perajin degan nama usaha Batik Kurnia itu kembali bangkit setelah dihantam pandemi.
Pendampingan dari Pupuk Kujang turut membantu proses recovery usaha batik tersebut. “Awalnya, kami melakukan pendampingan kepada Batik Kurnia pada tahun 2013. Kami juga mendampingi Batik Kurnia saat pandemi terjadi. Pendampingan itu dilakukan sampai sekarang,” kata Arief Riyadhi dari Departemen Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) Pupuk Kujang dalam keterangannya, Jumat 16 September 2022.
Arief menuturkan, pendampingan untuk batik Kurnia berupa strategi pemasaran, serangkaian pameran, hingga bantuan modal usaha. “Kami fasilitasi untuk sejumlah pameran di tingkat nasional supaya Batik Kurnia asal Trusmi ini semakin dikenal masyarakat. Apalagi di pameran yang dihadiri para kolektor dan penikmat seni batik, yang memang memburu koleksi batik tulis motif klasik tradisional, Batik Kurnia asal Trusmi ini punya koleksinya,” ujar Arief.
Satuni, pemilik Batik Kurnia mengakui, pendampingan dan bantuan modal dari Pupuk Kujang turut membantunya saat melewati badai pandemi beberapa tahun lalu. Ia bercerita, saat pandemi corona melanda, pesanan batik merosot tajam. Sehingga kinerja usaha Batik Kurnia ikut terguncang.
“Namun karena ada bantuan dana dari Pupuk Kujang, kami bisa bangkit, bisa punya modal lagi untuk produksi, dan para pekerja pun bisa kembali produktif. Karena tak sedikit warga Trusmi yang menggantungkan hidupnya kepada batik,” kata Satuni.
Agung Gustiawan VP TJSL Pupuk Kujang menuturkan, Pupuk Kujang terus membuat program-program untuk mengembangkan Community Development atau pengembangan komunitas. Program-program itu, ujar Agung, tidak hanya diberikan kepada komunitas di bidang pangan saja.
“Kami membuat program pengembangan tidak hanya untuk komunitas petani, perajin batik pun kita dampingi. Seperti Batik Kurnia asal Trusmi ini, kita dampingi mulai dari bantuan permodalan, bantuan promosi hingga bermanfaat bagi masyarakat sekitar,” kata Agung.
Sementara itu, Pupuk Indonesia juga melakukan pembinaan berupa proses kurasi dan pemetaan pasar ke tingkat lanjut untuk Batik Kurnia. Batik merupakan salahsatu warisan budaya asal Indonesia dan sudah diakui UNESCO. Batik Trusmi yang berasal sejak abad ke-14 memiliki sejarah panjang yang harus dilestarikan. Pupuk Kujang ingin berkontribusi dalam perkembangan batik ini. “Kami ingin berkontribusi untuk masyarakat,” kata Agung. (rls)