Aplikasi Ini Dituding Jadi Tempat Cuci Uang

Ilustrasi money laundry
Sumber :
  • Pixabay

BANDUNG – Renbridge, aplikasi cross-chain bridge untuk kripto, dituding sebagai tempat cuci uang (money laundering) yang nilainya mencapai US$540 juta (Rp8,2 triliun) bagi hacker atau pelaku kejahatan siber, menurut laporan 'The State of Cross-Chain Crime 2022', yang dikutip pada Rabu, 5 Oktober 2022.

10 Kesalahan Saat Menyimpan HP yang Bisa Merusak Ponsel dan Kesehatan

Angka ini termasuk US$153 juta (Rp2,3 triliun) yang berasal dari pembayaran ransomware serta aset kripto yang diyakini telah dicuri oleh sindikat kriminal siber Lazarus Group yang disponsori Korea Utara dan kelompok hacker asal Rusia – keduanya berada dibalik serangan ransomware Conti – setidaknya dalam 2 tahun terakhir.

Menurut laporan yang sama, kelompok hacker Rusia telah cuci uang lebih dari US$53 juta (Rp805 miliar) menggunakan Renbridge. Cross-chain bridge merupakan bagian inti dari ekosistem Blockchain.

4 Aplikasi Penghasil Uang Terbaru 2024, Bisa Cuan Rp841 Ribu

Aplikasi ini dipakai investor untuk memindahkan aset dari satu Blockchain ke Blockchain lain melalui kustodian terpusat atau protokol otonom desentralistik. Renbridge merupakan jembatan desentralistik yang diciptakan oleh tim Ren (REN). Aplikasi ini membantu pengguna menjembatani aset antara sembilan Blockchain yang didukung.

Jadi, Renbridge adalah salah satu protokol paling popular untuk memindahkan dana di antara beragam Blockchain dan menyamarkan sumbernya. Sebab, jembatan ini tidak memakai entitas terpusat yang dapat mensensor atau membekukan transaksi.

3 Aplikasi Penghasil Uang Paling Jitu, Langsung Cair Saldo DANA Gratis Rp700 Ribu

Cross-chain bridge memungkinkan aset kripto ditransfer antar Blockchain tanpa melalui layanan terpusat seperti pertukaran. Aset senilai miliaran dolar AS telah ditransfer dalam bentuk Bitcoin, Ethereum, dan Blockchain lainnya menggunakan jembatan seperti Portal, cBridge, dan Synapse.

Lantaran sebagai fasilitator utama money laundering, pergerakan hasil kejahatan siber antar Blockchain, atau disebut sebagai 'chain-hopping', sudah lama digunakan sebagai sarana untuk menghindari pajak dan pantauan penegak hukum. Caranya, pelaku menukarkan aset melalui pertukaran cryptoassets yang bisa dilakukan secara anonim.

Halaman Selanjutnya
img_title