OpenAI Memperkenalkan Sora, Terobosan Baru dalam Generasi Video Berbasis AI

Sora AI Video
Sumber :
  • id.pinterest.com

VIVABandung – OpenAI baru-baru ini memperkenalkan Sora, sebuah teknologi generasi video berbasis kecerdasan buatan yang menghadirkan potensi menarik namun masih memerlukan pengembangan signifikan.

iPhone 16 Segera Masuk Indonesia, Distributor Resmi Siap Layani Anda

Teknologi ini mampu menciptakan video dari berbagai tema, mulai dari adegan fantastis hingga pemandangan realistis, dengan kemampuan menghasilkan klip video pendek yang mencengangkan.

Peluncuran Sora diawali dengan antusiasme tinggi, namun sekaligus menyimpan sejumlah tantangan teknis. Proses pendaftaran awal berlangsung singkat akibat tingginya minat pengguna, mengindikasikan besarnya harapan terhadap teknologi ini.

Deep Research, Alat AI Baru Google untuk Hasil Riset Lebih Komperhensif

Layanan tersedia dalam dua pilihan langganan, dengan opsi dasar yang memungkinkan pembuatan video resolusi rendah, sementara langganan premium menawarkan kualitas video lebih tinggi.

Sora AI Video

Photo :
  • id.pinterest.com
Hadapi Ancaman Digital, Verihubs Luncurkan Teknologi Deteksi Deepfake yang Canggih

Kemampuan teknis Sora menunjukkan kemajuan signifikan dalam reproduksi visual. Dalam pengujian, teknologi ini berhasil menghasilkan video dengan detail yang cukup meyakinkan, seperti konsistensi tekstur bulu dan kualitas pencahayaan yang mendekati realitas.

Namun, tidak dapat dipungkiri masih terdapat sejumlah keterbatasan yang cukup mencolok, terutama pada video dengan instruksi kompleks.

Fitur storyboard yang disediakan memungkinkan pengguna merancang alur video per segmen waktu, tetapi hasilnya masih jauh dari sempurna.

Semakin detail instruksi yang diberikan, semakin besar kemungkinan munculnya distorsi visual yang mengganggu. Kecepatan pembuatan video relatif cepat, dengan rata-rata kurang dari 30 detik untuk klip pendek.

Dari segi etika dan hak cipta, Sora telah membangun sejumlah pengaman yang dapat membatasi pembuatan konten yang berpotensi melanggar hak cipta, termasuk membatasi pembuatan video dengan tokoh-tokoh tertentu. Meskipun demikian, batasan ini masih memerlukan penyempurnaan.

Dalam konteks praktis, Sora belum siap digunakan untuk produksi komersial atau hiburan profesional. Kualitas video yang dihasilkan masih terbatas dan memerlukan biaya langganan yang tidak murah untuk mengakses fitur premium.

Sebagai sebuah terobosan teknologi, Sora menghadirkan gambaran masa depan generasi konten digital. Meskipun belum sempurna, teknologi ini menandai langkah awal yang menjanjikan dalam pengembangan generasi video berbasis kecerdasan artifisial.****