Pelajar di Sukabumi Olah Lemon California Jadi Cuan

Pelajar SMKN 1 Cibadak, Sukabumi
Sumber :
  • Istimewa

BANDUNG – SMKN 1 Cibadak, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, berhasil mengembangkan produk sari buah dari komoditas lemon California. Buah kaya akan vitamin C-nya itu diolah menjadi minuman kemasan oleh para pelajar di sekolah tersebut.

3 Langkah Dapat Saldo DANA Gratis Mudah, Bisa Cuan hingga Rp300 Ribu

Bahkan, hasil tangan kreatif pelajar SMKN 1 Cibadak itu diminati pangsa pasar hingga menghasilkan cuan.

Kepala Sekolah SMKN 1 Cibadak, Iwan menerangkan, tak hanya olahan minuman kemasan, produk lemon yang dikembangkan oleh SMK Negeri 1 Cibadak juga ada hand sanitizer yang menggunakan ekstrak lemon. Adapun merek untuk produk minuman yaitu Lemonial dan hand sanitizer adalah HS Lemon PM.

Rahasia Klaim Saldo DANA Gratis Tanpa Aplikasi Penghasil Uang

Produk olahan-olahan dari SMKN 1 Cibadak ini banyak diburu oleh pelaku UMKM untuk diedarkan ke berbagai daerah, mulai dari Cianjur, Sukabumi hingga Bogor. Bahkan tidak sedikit sekolah dan lembaga lain yang memesan untuk dijual kembali.

"Untuk minuman sari lemon kita menyediakan yang dikemas menggunakan botol dan cup. Konsumen juga dapat memasangkan nama produk sendiri, namun ada persyaratan kuantiti," jelas Iwan, Jumat, 18 November 2022.

Klaim Saldo DANA Gratis Anda Hari Ini, Sabtu 4 Mei 2024

Selain hasil olahan Lemon California, kata Iwan, SMKN 1 Cibadak juga memiliki produk unggulan lainnya, di antaranya roti, bakpia ubi ungu, Aghurt (yoghurt rasa buah), nata aloe (jelly lidah buaya), Selena (nata de coco), keripik pisang dan nangka.

"Itu yang ada di Agribisnis Pengolahan Hasil Pertanian," kata dia.

Didukung Program Ketahanan Pangan

Budidaya lemon California di SMKN 1 Cibadak ini diawali dengan memanfaatkan lahan seluas 5 ribu meter persegi dari pemerintah pusat.

Kemudian, SMKN 1 Cibadak juga didukung oleh program ketahanan pangan dari Seameo Biotrof berupa benih Lemon California yang ditanam di lahan tersebut.

"Kemudian kami kembangkan benih-benih lemon tersebut sehingga dapat dikembangkan menjadi 2 hektare (kebun Lemon California)," ujar Iwan.

Produk lemon sendiri dikembangkan dari 2016 oleh peserta didik kelas XI jurusan Agribisnis Tanaman Pangan (ATPH) dan Holtikultura, Lemon California ini diolah menjadi minuman lemon kemasan oleh peserta didik kelas XI jurusan Agribisnis Pengolahan Hasil Pertanian (APHP) dari tahun 2018.

"Karena kami memiliki kebun lemon California seluas 2 hektar yang merupakan hulu dari industri pembuatan minuman sari buah lemon. Itu yang menjadi favorit dan dikembangkan oleh SMK Negeri 1 Cibadak dari hulu ke hilir," ucapnya.

Produk Varian Makanan Korea

Selain hasil olahan lemon, imbuh Iwan, SMKN 1 Cibadak juga memproduksi makanan berupa dengan cita rasa dan kemasan Korea melalui kerja sama dengan PT Akasha Wira Internasional Tbk.

"Produk yang akan dikerjasamakan yaitu, Woonhae Cheese Ramyun, Rose Topokki Wonhae, Rose Ramyun, Fried Rose Ramyun, Fried Creamy Roose Ramyun, dan Fish Cake," imbuhnya.

Pelajar SMKN 1 Cibadak, Sukabumi

Photo :
  • Istimewa

Produk Hasil Belajar Siswa

Terpisah, Kepala Cabang Dinas (KCD) Pendidikan Willayah V Jawa Barat Dr. Nonong Winarni menambahkan, SMKN 1 Cibadak menjadi salah satu SMKN unggulan yang ada di Kabupaten Sukabumi.

Sekolah itu memiliki 5 program keahlian yaitu, Agriteknologi Pengolahan Hasil Pertanian, Agribisnis Tanaman Pangan dan Holtikultura, Agribisnis Ternak, Agribisnis Perikanan, serta Desain Komunikasi Visual. Seiring dengan perkembangan waktu, pada tahun 2022 SMKN 1 Cibadak kompetensi keahlian menjadi 10 dengan jumlah peserta didik sebanyak 1.894 orang.

Dijelaskan Nonong, SMKN 1 Cibadak menerapkan Model Pembelajaran Teaching Factory (TEFA). Bahkan, sudah mencoba pembelajaran Teaching Industry yang merupakan model pembelajaran bagi SMK berbasis produksi atau jasa yang mengacu pada standar dan prosedur yang berlaku di industri serta dilaksanakan dalam suasana seperti yang terjadi di industri.

"TEFA merupakan pengembangan dari unit produksi yakni penerapan sistem industri mitra pada unit produksi/praktek yang sudah ada di sekolah vokasi," jelasnya

Dengan TEFA, peserta didik dapat belajar dan menguasai keahlian atau keterampilan yang dilaksanakan berdasarkan prosedur dan standar kerja industri sesungguhnya.

Kemudian, produk-produk yang dibuat para peserta didik sebagai proses belajar pun bisa dipasarkan ke masyarakat. Sehingga, hasilnya dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan biaya operasional sekolah.

Untuk diketahui, pada tahun 2022, SMKN 1 Cibadak kembali menerima program SMK Pusat Keunggulan Skema Pemadanan Dukungan yang diluncurkan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi tahun 2022.

Terkait bermitra dengan industri, SMKN 1 Cibadak telah bekerja sama dengan PT Lemon Indonesia Alam Lestari dan PT Akasha Wira Internasional untuk berinvestasi di sekolah lewat cara pembangunan dua unit produksi yang akan digunakan untuk produksi minuman sari buah lemon dan produk makanan. Selain kerja sama dengan dua perusahaan itu, SMKN 1 Cibadak juga menjalin kerja sama dengan PT Indokopi Makmur Sentosa Tangerang.

Sementara itu, Kepala Bidang (Kabid) Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan (SMKN) Jabar Edy Purwanto mengatakan SMKN 1 Cibadak bisa dibilang sebagai miniatur industri yang ada di sekolah. Di mana melalui TEFA yang ada di sekolah tersebut telah menghasilkan berbagai produk unggulan yang dapat diterima oleh pasar.

"Saat ini hanya tinggal memperluas jaringan agar pasarnya lebih luas sehingga nanti industri yang ada di SMKN 1 Cibadak ini terus melakukan perluasan atau ekspansi," ujar Edy. 

Dengan begitu, menurut Edy, SMKN 1 Cibadak tidak hanya dapat menjual produknya kepada mitra industri namun dapat memenuhi permintaan dari mitra-mitra lainnya seperti sekolah yang ada di sekitar. Sebab, SMKN 1 Cibadak juga mampu menyediakan produk untuk dijual kembali oleh yang memesan. 

"Seperti produk minuman lemon itu. Itu kan yang beli dapat memesan dengan merek sesuai permintaan. Sehingga kan dapat mengajak Bersama-sama kepada sekolah atau lembaga lainnya, khususnya yang ada di sekitar SMKN 1 Cibadak untuk berwirausaha," katanya. 

Adapun Kepala Dinas Pendidikan Jabar Dedi Supandi mengatakan, melalui status SMKN BLUD, ditargetkan kepada sekolah maupun siswa dapat berhubungan langsung dengan mitra industri. Jika sudah terbiasa bersinergi dengan industri maka diharapkan menciptakan kemandirian bagi siswa.

"Jadi tidak lagi lulusan SMK ini hanya kerja di pabrik, tapi bagaimana mereka ini membuka peluang peluang kerja yang sesuai dengan pasar dan industri. Sehingga lulusan SMK BLUD mampu mencetak menjadi konsep wirausaha," kata Dedi.