Kuliner Gudeg Ada Sejak Kerajaan Mataram, Terkenal Hingga Singapura
- tangkap layar instagram @defhappytummy
Setelah kulitnya dikupas, nangka muda dipotong kecil-kecil dan direbus terlebih dahulu dalam air mendidih sampai lunak.
Setelah itu, potongan nangka dituangkan dengan santan sering dicampur dengan air kelapa, dibumbui dengan bumbu tertentu dan direbus lama biasanya selama 4-6 jam.
Warna gudeg dihasilkan terutama oleh bumbu rempah-rempah yang digunakan. Rempah-rempah ini juga memberikan cita rasa utama rasa gudeg, karena daging mentah nangka muda sebenarnya tidak memiliki rasa khusus.
Gudeg hadir dalam berbagai warna, mulai dari hampir putih atau krem muda hingga merah tua atau coklat.
Variasi warna hidangan hidangan ini menjadi julukan jenis gudeg tersebut, gudeg putih dan gudeg merah.
Variasi gudeg putih disiapkan dengan rempah-rempah yang tidak terlalu mengubah warna produk asli: lumbang, ketumbar, lengkuas, jahe, bawang merah, bawang putih, lada hitam.
Pada gudeg merah, rempah-rempah dan bumbu lain ditambahkan selain bumbu diatas, yang memberi warna lebih gelap pada bubur nangka yang dihasilkan.
Pewarna merah biasanya dari daun jati dan Moringa oleifera, biasanya juga ditambahkan terasi, yang memberi nuansa warna merah-kecoklatan.
Selain itu, di Indonesia modern, teh celup terkadang dimasukkan ke dalam hidangan selama proses perebusan untuk memberikan warna gelap dan rasa asam yang lebih pekat pada gudeg. Teh ini kemudian diangkat sesudah hidangan matang.
Dalam semua jenis gudeg baik gudeg kering dan basah, atau gudeg merah dan putih biasanya ditambahkan gula aren, sebagai pemanis. Rasa manis inilah yang menjadi cita rasa khas gudeg.