DPR Bikin Panik Penyelenggara Ketahanan Pangan, Akhirnya Malah Begini
- Istimewa
BANDUNG – Kegiatan ketahanan pangan yang digelar di Desa Benteng, Kecamatan Campaka, Kabupaten Purwakarta, sempat kisruh.
Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Dedi Mulyadi yang diundang pada acara tersebut sempat tak mau memulai kegiatan lantaran terjadi masalah dalam pelaksanaan.
Mulanya Kang Dedi datang ke acara Demplot Ketahanan Pangan Program Bios 44 kerja sama Kodim 0619/Purwakarta dengan PT Abang Ijo Raharja itu bersama sejumlah kepala desa yang juga bagian dari undangan.
"Ini sebagian tanah saya keambil," ucap Dedi sambil berjalan dengan para kepala desa.
Sebelum memasuki lokasi acara seremoni, Kang Dedi meminta pihak perusahaan menemuinya. Ia ingin meminta penjelasan karena ada tanah miliknya sekitar 1 hektare tiba-tiba dipakai oleh penyelenggara kegiatan.
Ia meminta penyelenggara mengganti rugi Rp 300 ribu per meter atau Rp 3 miliar untuk satu hektare tanah Kang Dedi yang terpakai.
"Urusannya bagaimana ini? Gak apa-apalah Rp 300 ribu per meter jadi Rp 3 miliar, sekarang saya minta DP dulu Rp 1,5 miliar," ucapnya.
"Nanti kita selesaikan, Pak. Nanti kita duduk bareng untuk bicarakan itu," kata seorang pria yang merupakan penanggung jawab kegiatan.
Pria yang identik dengan iket putih itu pun melontarkan kekecewaannya. Sebab setiap tahun ia membayar pajak tanah tersebut.
Ia pun memanggil Kades Benteng Tuti Herlina Aulia untuk menanyakan apakah pihak desa dilibatkan dalam pengukuran tanah untuk kegiatan tersebut.
"Memang sebelumnya tidak ada koordinasi. Desa tidak dilibatkan dalam pengukuran tanah," kata Kades Tuti.
"Sudah ada waktu itu sama perwakilan karang taruna," kata pria penanggung jawab kegiatan menyanggah ucapan Tuti.
"Ya salah, karang taruna itu tidak bisa ukur tanah, yang tahu batas tanah itu desa dan kepala desa," timpal Kang Dedi.
Alih-alih serius untuk meminta tanggung jawab, rupanya apa yang dilakukan Kang Dedi ternyata hanya pura-pura untuk mencairkan suasana. Ia memastikan bahwa tak memiliki tanah di daerah tersebut.
"Ini aslinya saya memang ada tanah di sini? Kagak ada. Ada juga tanah Perhutani," ucap Dedi yang disambut tawa.
Kang Dedi pun mengapresiasi inisiator yang melaksanakan program tersebut. Rupanya sang inisiator dulu pernah ditegur Kang Dedi karena akan membuka kegiatan tambang di Desa Cibukamanah, Kecamatan Cibatu, Kabupaten Purwakarta.
Kini, kata Kang Dedi, orang yang sempat ditegurnya itu telah ‘insyaf’ dan beralih menjadi pengusaha pertanian. "Menanam itu lebih utama dari menambang. Menanam itu lebih mulia dari menambang," katanya.
Di lokasi tersebut akan dimulai penanaman di lahan pertanian terintegrasi yang cukup luas. Nantinya beragam tanaman pangan akan tumbuh seperti jambu kristal, melon, cabai hingga jagung.
Kang Dedi Mulyadi juga mengapresiasi TNI dalam hal ini Kodim 0619/Purwakarta yang konsen dalam ketahanan pangan.
"Karena ketahanan negara itu sangat tergantung pada ketahanan pangan rakyat. Gak usah pakai senjata mau menghancurkan negara, hilangkan pangannya saja sudah selesai. Sekarang tentara tanam dan tentara jaga tanaman. Menjaga tanaman, menjaga keamanan dan ketahanan," pungkas Kang Dedi Mulyadi.