Penjelasan Pakar Soal Sesar Cimandiri Diduga Penyebab Gempa Cianjur

Korban gempa Cianjur
Sumber :
  • Istimewa

BANDUNG – Dekan Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian Institut Teknologi Bandung (ITB) Dr Irwan Meilano, ST MSc memberikan penjelasan tentang Sesar Cimandiri yang disebut menjadi pemicu gempa berkekuatan 5.6 SR yang mengguncang Kabupaten Cianjur, Jawa Barat pada Senin 21 November 2022 siang.   

Prakiraan Cuaca Kota Bandung Hari Ini Senin 23 Desember 2024

Dr Irwan mengatakan bahwa Sesar Cimandiri tergolong sesar aktif dan merupakan bidang rekahan yang disertai dengan adanya pergeseran, mengalami retakan, atau memiliki celah.   

"Pada sesar ini terdapat akumulasi tegangan tektonik yang menjadi gaya penerus gempa. Jika ditilik melalui pendekatan geologi, juga menunjukkan hal yang serupa," kata Irwan Meilano dalam keterangan tertulis, Selasa 22 November 2022 dikutip dari ANTARA.

Update Informasi Ancaman Gelombang Air Laut Wilayah Jawa Barat Hari Ini Senin 23 Desember 2024

Sesar Cimandiri ini termasuk sumber gempa yang independen dan tidak dipengaruhi oleh gempa-gempa sebelumnya sehingga terdapat potensi gempa yang signifikan terjadi di masa depan.   

Kata dia, ada pembelajaran yang bisa dipetik dari bencana gempa berkekuatan 5.6 SR yang mengguncang Kabupaten Cianjur, Jawa Barat pada Senin 21 November 2022 siang yang juga dirasakan di wilayah Jakarta

Prakiraan Cuaca Wilayah Jawa Barat Hari Ini Sabtu 21 Desember 2024

Rumah warga Cianjur rusak parah akibat gempa

Photo :
  • dok BNPB

"Concern utama berada di pemerintah dan pemda, perlu ada upaya untuk memahami bahwa daerah tersebut memiliki potensi gempa. Penataan ruang dan kaidah pembangunan yang dilakukan tiap daerah harus disesuaikan dengan struktur geologinya serta jaraknya dari sumber gempa," pungkasnya.

Selain itu, masyarakat juga harus melek literasi dan pengetahuan bahwa mereka tinggal di daerah yang rawan gempa sehingga mitigasi dapat dilakukan. Dia mengatakan ketika bencana telah terjadi, terdapat waktu (golden time) untuk evakuasi yang hanya berkisar rata-rata 30 menit setelah gempa bumi. Hal yang dapat dilakukan setelah bencana terjadi adalah memberikan respons yang terbaik.   

"Kita harus belajar dari Jepang dalam memanfaatkan golden time ini. Rumah sakit darurat, pengungsian sementara, air dan sanitasi yang baik, mulai dipersiapkan sekarang. Jika hanya fokus pada yang terluka, lantas mengesampingkan hal-hal vital yang harus dipersiapkan, maka orang yang selamat pun dapat menjadi korban selanjutnya," ujarnya. 

Irwan yang juga menjabat sebagai Dosen Teknik Geodesi dan Geomatika ITB itu juga berharap, tidak ada lagi korban jiwa dan semua pihak dapat sama-sama belajar untuk mengantisipasi hal serupa terjadi di kemudian hari.