Ambulans Kang Dedi Saksi Bisu Perjuangan Kakek Mukhtar Korban Gempa

Evakuasi korban gempa Cianjur
Sumber :
  • Istimewa

BANDUNG – Anggota DPR RI, Dedi Mulyadi masih terus menyalurkan dan memobilisasi bantuan kepada korban gempa bumi di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Jumat, 25 November 2022.

Update Terbaru Korban Selamat dan Meninggal dalam Kecelakaan Maut Bus SMK Lingga Kencana Depok

Untuk memaksimalkan bantuan, Kang Dedi pun membagi tim. Pasalnya, banyak warga terdampak yang berada di daerah pelosok dan minim tersentuh penanganan.

Untuk Mumu, salah seorang tim Kang Dedi ini diberi tugas buat menjemput seorang anak perempuan korban gempa yang baru saja mendapatkan pengobatan di Purwakarta.

3 Pelaku Baru Penganiayaan Taruna STIP Terungkap, Peran Masing-Masing Dibongkar

Sebelumnya, anak tersebut dibawa ke Purwakarta untuk pengobatan karena tertimpa reruntuhan tembok mengaji.

 

Kasus Mahasiswa STIP Dianiaya Senior, Terungkap Percakapan Terakhir Korban dengan Tersangka

"Hasil pemeriksaan kondisinya sudah mulai membaik dan diperbolehkan pulang lagi ke Cianjur," ujar Mumu.

Anak perempuan itu pun diantarkan menggunakan ambulans ke rumahnya di Kedung Girang, Desa Sukamanah, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur. Namun karena kondisi rumahnya rusak dan masih sering terjadi gempa susulan maka anak tersebut pun sementara tinggal di tempat pengungsian bersama warga lain.

 

Evakuasi korban gempa Cianjur

Photo :
  • Istimewa

 

Saat akan meninggalkan lokasi, tim Kang Dedi dimintai tolong oleh salah seorang warga untuk mengevakuasi kakeknya yang sedang sakit ke tempat aman. Kakek tersebut akan dievakuasi ke rumah anak pertamanya di daerah Cipanas.

Selanjutnya kakek bernama Mukhtar berusia 105 tahun itu pun diantarkan menggunakan ambulans. Di dalam ambulans turut didampingi istri dan seorang anaknya.

Dari penuturan sang anak, ayahnya itu saat kejadian sedang mengalami sakit. Nahasnya ia kemudian tertimpa lemari pakaian.

"Posisi bapak waktu itu sakit dan tiduran di tengah rumah, kemudian pas gempa tertimpa lemari," ujar sang anak.

Menurutnya pihak keluarga sepakat untuk mengevakuasi Mukhtar ke Cipanas agar bisa mendapatkan perawatan maksimal bersama ibunya. "Biar aman dan tenang dibawa dulu ke anak paling besar karena lokasinya aman," katanya.

Di perjalanan ambulans pun mengambil arah Cipanas melalui jalur alternatif dengan diarahkan anak Mukhtar. Jalur utama menuju Cipanas saat itu masih belum bisa dilalui.

Ternyata di jalur alternatif terjebak kemacetan karena banyak kendaraan umum dan ambulans lainnya yang melintas. Ditambah pengemudi motor yang saling berebut jalan sehingga memperparah kemacetan.

Akhirnya diputuskan ambulans kembali ke lokasi pengungsian semula. Namun suratan takdir berkata lain. Mukhtar pun menghembuskan nafas terakhirnya di tengah perjalanan.

Semua jalan tertutup ditambah ada ambulans yang mogok. Karena tak bisa bergerak ambulans kembali ke tempat pengungsian. Di perjalanan menghembuskan nafas terakhirnya.

Terpisah, Kang Dedi Mulyadi mengatakan apa yang dilakukannya dalam menolong para korban bencana adalah sebuah langkah kecil yang bersifat individual bukan kelembagaan.

"Mudah-mudahan langkah kecil ini minimal bisa menyelesaikan hal kecil, kalau yang besar sudah banyak yang menyelesaikan oleh pemerintah. Semoga musibah cepat berlalu," ucapnya.

Menurut Kang Dedi langkah penanganan korban bencana gempa masih sangat panjang. Mulai dari kejadian hingga saat ini langkah yang harus segera tertangani adalah masalah pangan, obat-obatan hingga kesehatan termasuk psikologis anak-anak yang trauma.

"Ke depan kita harus menangani rumah roboh dan saya yakin negara punya kemampuan terhadap itu. Tapi kita juga sebagai pribadi bisa ikut gotong royong membantu karena membantu itu tidak akan pernah mengurangi apa yang kita keluarkan," pungkas Kang Dedi Mulyadi.