Huntara Jannati, Hunian Sementara untuk Warga Terdampak Gempa Cianjur
- Istimewa
Lebih lanjut Rendy mengatakan, salah satu tantangan jika terjadi bencana di Indonesia adalah mengharmonisasikan program. Dia mencontohkan isu kekurangan kain kafan bagi korban gempa Cianjur yang sempat viral baru-baru ini, sedangkan di beberapa posko bantuan justru berlebih. Menurutnya, hal itu tidak bisa dihindari karena penanganan pengungsi tidak dikelola secara cluster society.
"Seharusnya, pengungsi itu dibagi per klaster. Jadi gini misalnya, DeEP Foundation ditugaskan mengurusi 300 (pengungsi). Berapa warga terdampak? Misalnya 6.000, itu gampang, berarti tinggal bangun 20 kawasan (Huntara Jannati). Misalnya lembaga zakat ini satu kawasan, lembaga lain kawasan lain. Kita tanggung jawab bersama, tanggung jawab makanannya, huniannya, pendidikannya hingga tanggung jawab ekonominya sampai dia pulih kembali," paparnya.
"Sekarang yang terjadi kan ingin ada bombastis bagi donatur. Bantuan untuk 10.000 pengungsi, tapi bantuan apa dulu? Kalau cuma untuk makan dia sekali, ini gimana kita revive-nya? Jadi, kalau bikin program yang beres, yang mendalam, yang konsisten," sambung Rendy menegaskan.
Rendy juga menegaskan, pihaknya tidak ingin bantuan yang diberikan DeEP-F hanya sebatas selebrasi dan numpang logo lantas pergi begitu saja ketika masa tanggap darurat selesai. Oleh karenanya, pihaknya lebih memilih memberikan bantuan jangka panjang hingga masa recovery selesai.
"Maka kami minta maaf karena gak semua daerah (bisa mendapatkan fasilitas Huntara Jannati). Kita saat ini bangun dua kawasan, di sini Cugenang dan di Ponpes An-Nahl. Untuk di Ponpes An-Nahl itu unlimited karena ada lahan 5 hektare yang akan dipakai, nanti nampak Huntara akan tumbuh di sana," katanya.
Dalam pengelolaan Huntara Jannati, pihaknya memiliki sejumlah divisi yang memiliki tanggung jawab masing-masing, mulai divisi aset dan logistik untuk memastikan bantuan Huntara Jannati bermanfaat dalam jangka panjang hingga divisi pendataan yang bertanggung jawab terhadap verifikasi penghuni hingga mereka dinilai layak meninggalkan Huntara Jannati.
Divisi lainnya adalah ketakmiran dan kemasjidan yang bertanggung jawab untuk memberikan bimbingan keimanan bagi para pengungsi. Sehingga, saat meninggalkan Huntara Jannati, mereka mampu mengaplikasikan ilmu agama yang telah diperolehnya selama tinggal di Huntara Jannati.