Kang Dedi Kerahkan Pasukan Bereskan Masalah Sampah di Subang
- Istimewa
BANDUNG – Permasalahan sampah yang menggunung sejak setahun lalu di pinggir jalan Desa Curugrendeng, Kecamatan Jalancagak, Kabupaten Subang, akhirnya terselesaikan.
Kemarin, Kang Dedi Mulyadi mengerahkan pasukan dan enam truk untuk mengangkut sampah tersebut ke tempat pembuangan. Tak hanya itu warga sekitar pun turut membantu setelah dikomandoi oleh Kang Dedi.
"Bagi saya persoalan sampah bukan kewajiban siapa, tapi ini kecintaan kita pada lingkungan. Karena kalau bicara kewajiban memang bukan kewajiban saya, tapi bagi saya ini problem yang harus segera diselesaikan tanpa bicara kewenangan atau jabatan. Karena kalau setiap orang bicara itu gak akan selesai masalah," ujarnya.
Menurut Kang Dedi permasalahan sampah yang menggunung di pinggir jalan raya bisa diselesaikan dengan mudah asal ada kemauan dan koordinasi yang cepat. Baginya masalah tidak akan selesai dengan diskusi dan rapat tapi harus dengan gerak turun langsung mengerjakan.
"Intinya tidak ada yang menggerakkan. Kalau partisipasi saja misal di kecamatan ini ada 10 desa, 1 desa bawa 1 truk dan warganya ikut gotong royong menyelesaikan masalah ini, sehari selesai. Urusan mudah ini dan sekarang selesai," katanya.
Salah seorang warga menyebut sampah tersebut mulai ada sejak lebaran tahun 2021 lalu. "Ini gak terangkut dan menumpuk hampir setahun, setelah lebaran kemarin," kata salah seorang warga saat ditanya Kang Dedi.
Sementara itu warga yang sehari-hari menjaga tempat tempat tersebut mengatakan, sebenarnya sampah diangkut setiap Selasa dan Jumat. Namun banyak kendala sehingga sampah terus menggunung di pinggir jalan seperti saat ini.
"Salah satu kendalanya tidak ada mobil yang mengangkut. Kemudian jalan menuju TPA-nya rusak jadi susah juga. Sekarang ini katanya lagi mau dibuat TPS kerja sama sama warga di Jalancagak," ujar pengelola.
Kang Dedi yang turun langsung mengakut sampah juga mengomandoi warga sekitar untuk turut membantu agar proses pengangkutan bisa cepat selesai. Satu per satu sampah dimasukkan ke dalam karung dan diangkut menggunakan enam truk.
Setelah semua dibereskan dan diangkut ke truk, Kang Dedi memastikan sampah dibuang ke TPA secara resmi. Ia pun membayar retribusi resmi hampir Rp 1 juta agar sampah bisa dibuang ke TPA.
"Nanti camat tinggal perintahkan desa tidak boleh lagi buang sampah di sini. Suruh diurus oleh desa masing-masing. Sekarang setiap desa bertanggung jawab atas sampahnya, tidak boleh lagi membuang sampah di pinggir jalan seperti ini karena bukan peruntukannya," ucap Kang Dedi.
Ia menilai problem sampah terjadi hampir di seluruh daerah Indonesia. Hanya saja hal tersebut tergantung dari kepekaan para pemimpin daerah masing-masing dalam mengurus masalah dengan cepat. Sebab problem sampah yang dianggap kecil bisa menggunung dan serius.
"Satu masalah sudah selesai. Kalau nanti ada sampah di tempat lain saya serbu lagi," pungkas Kang Dedi Mulyadi.