Said Aqil Desak Polres Jaksel Usut Siapapun yang Terlibat Kasus Penganiayaan David
- Tvonenews
Viva Bandung – Mantan Presiden PBNU Said Aqil Siradj datang menemui David (17), korban penganiayaan Mario Dandy Satriyo (20), di kawasan Pesanggrahan Jakarta Selatan. Ia datang langsung ke RS Mayapada di Kuningan, Setiabudi, Jakarta Selatan.
"Membesuk ananda David yang mengalami penganiayaan yang sangat sangat luar biasa, di luar berprikemanusiaan, saya juga heran negara di bumi pancasila ada perbuatan seperti itu kejinya, dari yang dilakukan oleh anak keluarga terdidik, keluarga elit, bukan biadab dan dari pedalaman bukan, dari keluarga yang terdidik dari sebagai pejabat eselon III di Dirjen Pajak," ujar Said Aqil di RS Mayapada, Jakarta Selatan pada Selada 28 Februari 2023.
Said juga heran dengan perlakuan yang diberikan Mario Dandy kepada anak kepala pusat GP Ansor DKI Jakarta itu. Ia mengaku bingung dengan orang tua yang melatih Mario Dandy hingga kemudian menganiayanya.
"Saya juga heran, ada anak yang seperti itu. Maka yang jelas seperti Pak Mahfud MD sudah menyinggung, bapaknya tidak urus atau salah urus.
Tidak mendidik atau salah didik, dengan dijor, dibiarkan, dimanja dengan segala kemewahan, uangnya belum tentu halal. Jelasnya kalau uangnya haram dimakan anak, anaknya pasti nakal, kalau keterlaluan," beber dia.
Said Aqil Meminta kepada polisi agar memproses hukum siapa pun yang terlibat dalam kasus penganiayaan terhadap David. Termasuk wanita berinisial AG (15) tetap diproses sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku. Meskipun AG terbilang masih dibawah umur.
AG (15) sendiri telah digadang-gadang jadi pemicu penganiayaan yang dilakukan oleh Mario Dandy Satriyo (20) kepada David (17), anak pengurus pimpinan pusat GP Ansor DKI Jakarta.
"Kalau memang dia (AG) yang menyebabkan, yang memanggil, menelepon David, kemudian mengatur pertemuan, ya dia harus dihukum juga. Pokoknya saya ingin lihat polisi seperti apa menegakan hukum, saya ingin lihat," ujar Said
Said berharap polisi dapat mengusut kasus tersebut secara tuntas, tegas, dan adil tanpa diskriminasi.
“Tidak terlihat seperti pejabat yang punya banyak uang dan orang biasa yang tidak punya uang. Usahakan polisi mengambil keputusan tegas dalam hal ini," jelasnya.