Afif Fuad: DN Aidit Tokoh PKI yang Cukup Religius dan Jadi Musuh Soeharto

DN Aidit
Sumber :
  • VIVA.co.id

VIVA Bandung – Aktivis GP Ansor Afif Fuad Saidi memberikan pendapat terkait tokoh PKI Dipa Nusantara Aidit (DN).

Fakta di Balik Keberadaan Lambang PKI Pada Surat Suara Pilpres 2024 di Semarang

Menurut Afif Fuad, pria yang dikabarkan pernah bernama Achmad itu dinilai seorang cukup religius, cinta bangsanya dan menjadi musuh Soeharto. Achmad mengganti nama Dipa Nusantara Aidit karena sebagai bentuk kecintaanya pada bangsa Indonesia.

“Di Jalan Pegangsaan Barat Nomor 4, Jakarta pada malam 30 September 1965. Achmad, yang karena cinta pada bangsanya, berganti nama dengan Dipa Nusantara Aidit, dijemput 3 tentrara, dijemput 3 tentara untuk selamanya,” kata Afif Fuad dikitip dari akun Twitternya @AfifFuadS, Sabtu (18/03/2023).

Menurutnya, DN Aidit dulu adalah seorang yang cerdas dan cinta pada bangsanya. Dia cukup relijius dan menjadi musuh Soeharto hingga dihabisi. 

“Istri, bahkan hingga anak cucunya tak pernah hidup tenang,” ujarnya.

Busyro Muqoddas: Nepotisme Jokowi Lebih Parah dari Era Presiden Soeharto

Achmad adalah salah satu pemuda yang ikut menculik Bung Karno ke Rengasdengklok bersama pemuda yang lain sebelum proklamasi kemerdekaan.

Afif Fuad menjelaskan, Achmad cinta pada bangsanya karena pada 1942 mulai bertemu intens dengan tokoh bangsa seperti Bung Karno, Chaerul Saleh.

“Bahkan, Julius Pour dlm Gerakan 30 September: Pelaku, Pahlawan & Petualang (2010) menyebut Achmad pernah menjadi anak emas Hatta (hlm. 19),” ujar Afif Fuad.

Afif Fuad menegaskan, religiusitas Ahmad ketika khatam Al Quran.

"Bang Amat (Achmad) tamat mengaji, khatam Alquran. Kami semua khatam Alquran. Dan kalau perayaan khatam ini, kami bagaikan raja, dihormati dan dikendurikan,” Tutur Sobron Aidit, adik tiri Achmad, dalam buku Aidit: Abang, Sahabat, dan Guru di Masa Pergolakan (2003: 47),” ungkapnya.

Dikatakan Afif Fuad, jika mengutip dari Dedi Sahara, penyelewengan terhadap Marxisme atau komunisme di Indonesia erat kaitannya dengan dusta yang diinternalisasikan oleh rezim Orde Baru.

"DAlam kesadaran sebagian besar masyarakat kita. Achmad menjadi musuh kebencian bersama bangsa ini," pungkasnya.