Ahli Forensik Ungkap Penyebab Kematian Briptu RF

Olah TKP kasus kematian Briptu RF
Sumber :
  • VIVA.co.id

VIVA Bandung – Teka-teki penyebab kematian anggota polisi dari satuan Staf Pribadi (Spripim) Kapolda Gorontalo, Briptu Rully Firmansyah alias RF perlahan terkuak. Briptu RF ditemukan tewas di dalam mobilnya dengan luka tembak di bagian dada.

Kabag Ops AKP Dadang Iskandar Tembak Kepala Kasatreskrim AKP Ulil Ryanto Anshari Diduga Sudah Direncanakan

Dokter Spesialis Ahli Forensik Pusdokkes Mabes Polri, AKBP Wahyu Hidayati Dwi Palupi yang melakukan pemeriksaan terhadap jasad korban mengungkapkan bahwa Briptu RF tewas bunuh diri dengan cara menembakkan diri dari jarak dekat. 

Hal tersebut berdasarkan hasil pemeriksaan luar jasad korban, karena pihak keluarga korban menolak korban dilakukan autopsi. Dari hasil pemeriksaan luar, Briptu RF diketahui menembakan diri dari jarak dekat karena terdapat bekas lubang terbakar di pakaian korban.

Tragedi Polisi Tembak Polisi Kembali Terjadi, Kali Ini Diduga Persoalan Kasus Tambang

Saat kejadian, menurut Dokter Wahyu, korban Briptu RF menggunakan pakaian rangkap dua, kemeja lengan pendek berwarna army dan didalamnya ada kaos lengan pendek tanpa kerah. 

Pada kedua pakaian itu ada lubang berbentuk bulat, tapi agak pecah-pecah dan cirinya adalah lubang tersebut teraba keras seperti terbakar.

Kabag Ops AKP Dadang Iskandar Menyerahkan Diri ke Polda Sumbar Usai Tembak Kepala AKP Ulil Ryanto Anshari

"Sehingga kami menyimpulkan bahwa bekas tembakan pada kain tersebut dilakukan dengan jarak sangat dekat atau bahkan nempel karena sampai membakar pakaian," kata AKBP dr Wahyu Hidayati, Senin, 27 Maret 2023. 

Kemudian, terang dokter Wahyu, pada kulit dada korban terdapat lubang tembakan masuk daerah dada kiri setinggi antara iga dua dan iga tiga empat sentimeter sebelah kiri jantung.

"Kalau  kami lihat posisi itu karena tidak melakukan autopsi kami melihat gambaran posisi anatominya pada jantung bagian atas, pada luka tersebut ada stempel bentuk moncong lingkaran 'halo' selebar setengah senti," ujar dokter Wahyu.

"Kami menduga itu adalah stempel dari moncong ujung senjata sehingga meyakinkan itu luka tembak tempel," sambungnya

Selanjutnya, pada bagian punggung terdapat luka tembak keluar sehingga peluru tidak bersarang pada tubuh korban atau peluru tersebut menembus tubuh korban. "Jaraknya itu 7 senti dari sebelah kiri dari tengah tubuh dan berada dua belas senti di bawah dari luka depan," ungkap AKBP Wahyu Hidayati.

Berdasarkan hasil koordinasi dengan tim Inafis yang melakukan olah TKP, ditemukan kondisi jok mobil tempat korban bersandar terdapat lubang tembak. "Maka dari situ kita simpulkan bahwa kejadian terjadi dalam mobil tersebut," kata dia.

Disamping itu, polisi tidak menemukan adanya tanda-tanda kekerasan di bagian tubuh korban, yang menurut dokter Wahyu, korban meninggal sekira 18 jam setelah akhirnya di temukan oleh warga setempat. 

Diberitakan sebelumnya, Briptu RF ditemukan tewas di dalam mobil dinas Polri tepatnya di areal perkebunan warga persis di depan Gor Desa Ombulo, Kecamatan Limboto Barat, Sabtu 25 Maret sekitar pukul 05.49 Wita.

Saat itu, warga sempat melihat dan menaruh curiga lantaran mobil yang dikendarai korban dalam keadaan mesin menyala di lahan kosong.

Setelah warga mulai curiga, akhirnya mereka melapor kepada aparat Desa Ombulo untuk segera dilaporkan ke kantor polisi terdekat. Pihak kepolisian yang menerima laporan warga pun akhirnya turun tangan ke lokasi.

Setibanya di lokasi, polisi mencoba memecahkan kaca mobil dan ditemukan Briptu RF sudah kondisi tak bernyawa dengan luka tembak di dada, bersama sebuah senpi yang tergeletak di samping handle rem tangan dan 5 butir amunisi di dashboard bawah. Kemudian, turut ditemukan juga selongsong peluru.

Pemberitaan berikut ini tidak untuk menginspirasi dan diimbau anda tak menirunya. Jika anda merasakan gejala depresi, permasalahan psikologi yang berujung pemikiran untuk melakukan bunuh diri segera konsultasikan ke pihak-pihak yang dapat membantu anda seperti psikolog, psikiater atau klinik kesehatan mental.