Pimpinan Al Zaytun Sebut Nasab Nabi Muhammad Aneh, Begini Tanggapan Habib Quraisy Baharun
- YouTube
VIVA Bandung – Panji Gumilang, Pimpinan Pondok Pesantren Al Zaytun menyebut nasab atau garis keturunan Nabi Muhammad SAW adalah satu identitas aneh. Hal itu disampaikan dalam ceramahnya yang viral di media sosial baru-baru ini.
“Sekarang orang menonjolkan keturunan Nabi Muhammad. Aneh! Itu identitas aneh. Karena hidungnya mancung, terus ngaku-ngaku ‘saya habib’,” kata Panji Gumilang dikutip dari VIVA, Selasa (20/6/2023).
Terkait hal itu, Panji Gumilang mengutip Alquran Surat Al Ahzab ayat 40. Ia beranggapan bahwa keturunan Rasulullah SAW sudah tiada.
“Nabi Muhammad sudah ngendiqo ‘maa kaana muhammadun abaa ahadin min rjaalikum’. Muhammad qui, duduk bapak daripada kaum lelakimu,” ucapnya.
Panji juga menyinggung saat ini di Indonesia telah banyak dijumpai orang yang mengaku-ngaku keturunan Rasulullah SAW. Menurutnya, mereka yang mengaku sebagai keturunan Nabi SAW tidak memahami betul isi Alquran.
Menanggapi hal itu, Pimpinan Majelis Rasulullah Jawa Barat, Habib Quraisy Baharun angkat bicara. Ia membahas soal nasab para habib di Indonesia yang disebut belum terkonfirmasi tersambung hingga ke Rasulullah SAW.
Dilansir dari salah satu ceramahnya yang disiarkan di YouTube Madrasah Rasulullah, Quraisy mengaku bahwa banyak orang yang memintanya untuk menyikapi tentang polemik nasab para habib ini.
Dia pun mempersilahkan setiap orang untuk menyampaikan pendapatnya terkait hal ini, namun menurutnya jangan sampai memecah belah kaum Muslim dan orang-orang berilmu yang justru akan membuat sedih Rasulullah SAW.
"Orang berpendapat silakan saja berpendapat, tapi tidak harus menjadi perpecahan di antara kaum muslimin apalagi sampai menjadi perpecahan di antara ahlul 'Ilmi. Ini yang dirugikan bukan Habib, tapi yang dirugikan nabi Muhammad SAW, yang bersedih nabi Muhammad SAW. Coba masing-masing berpikir apa yang diucapkannya, apa tujuannya, apa manfaatnya," kata Habib Quraisy, dikutip pada Minggu (20/6/2023).
Quraisy mengatakan, dirinya berpegang pada ulama-ulama terdahulu yang tak satupun ada yang meragukan nasab para habib di Tanah Air.
"Kesimpulannya bahwa kenapa ulama-ulama dulu tidak ada yang meragukan (nasab habib di Indonesia)? Padahal mereka ilmunya luar biasa, pengetahuan terhadap sejarahnya luar biasa. (Mestinya) Mereka itu pegangan kita semuanya dalam masalah-masalah yang membingungkan seperti sekarang ini," pungkasnya.