Bongkar, Ken Setiawan Pakai Kedok Ini Selama Jadi Anggota Al Zaytun: Ngerampok...

Ken Setiawan
Sumber :
  • tvOneNews

Viva Bandung –Pondok Pesantren Al Zaytun terus menjadi perhatian sejak pimpinan pesantren Indramanyu, Panji Gumilang, membuat beberapa pernyataan yang kontroversial.

Sebanyak 137 Tokoh Berambisi Jadi Anggota Kompolnas Periode 2024-2029

Ken Setiawan, mantan pendiri NII dan alumni Ponpes Al Zaytun, baru-baru ini menyatakan bahwa Ponpes Al Zaytun memaksa pengikutnya untuk merampok atau merampas harta orang lain.

Ponpes Al Zaytun menyatakan bahwa orang-orang yang tidak termasuk golongannya adalah kafir, dan karena itu, pengikut Al Zaytun memiliki hak untuk menjarah harta orang lain.

2 Pengurus MUI yang Terafiliasi Organisasi Pendukung Israel Resmi Dinonaktifkan

Ken Setiawan

Photo :
  • tvOneNews

“Dari Panji Gumilang ngga menyampaikan silakan ngerampok, silakan nyuri, tapi mengatakan bahwa harta orang di luar kelompok termasuk orang tua yang belum berbayar itu kafir semua, dicuri nggak apa-apa,” kata Ken Setiawan dikutip dari akun TikTok @mediasatupersen, Rabu (28/6/2023).

Pimpinan Ponpes Al-Zaytun Indramayu Panji Gumilang Bebas Murni Hari Ini

Ken Setiawan mengaku, dirinya dulu sering merampok saat masih menjadi pengikut Ponpes Al Zaytun. Bahkan, ia menyebutkan, target setiap bulannya bisa mencapai Rp10 miliar dalam kurun waktu satu bulan.

“Ketika saya masih ada di dalam itu mohon maaf setiap hari kita kerjaan kita ngerampok,” ungkap Ken.

Kemudian jika tidak mencapai target, kata Ken, maka akan ada sanksi dengan dihukum cambuk.

“Karena target kita kalau misalnya 1 bulan harus bawa Rp10 miliar, dapatnya missal Rp1 miliar itu nggak berani pulang kita, kalau pulang lepas baju dicambuk kalau belum berdarah belum berhenti,” turutnya.

Lebih lanjut, Ken menjelaskan, dulu Ponpes Al Zaytun bisa mendapatkan Rp1 miliar dalam sehari dengan menyamar sebagai asisten rumah tangga.

Selain merampok harta orang-orang yang dianggap kafir, mereka juga menggunakan metode lain untuk mendapatkan uang. Yaitu dengan mendirikan yayasan dengan kedok untuk yatim piatu dan dhuafa.

Ken Setiawan mengungkapkan, dana yang diperoleh jauh lebih besar dengan metode tersebut. Sebab, satu yayasan bisa mendapatkan sampai Rp10 miliar setiap bulan.