Pengamat Terorisme Sarankan Pemkab Indramayu Tak Langsung Bubarkan Ponpes Al Zaytun
- VIVA.co.id
Bandung – Beredar kritikan atas sosok Pimpinan Pondok Pesantren Al Zaytun yakni Panji Gumilang yang akhir-akhir ini menuai berbagai kontroversi karena pernyataannya yang dianggap menyimpang dari ajaran Islam.
Menurut seorang pengamat terorisme, Chaidar, sosok Panji Gumilang melakukan penistaan agama dengan menyebut Alquran sebagai sabda Nabi Muhammad SAW dan mencampur shaf salat berjamaah antara pria dan wanita.
Menurut Al Chaidar, pimpinan Pondok Pesantren Al Zaytun Panji Gumilang adalah penganut aliran Isa Bugis.
Berbagai sumber mengatakan bahwa Aliran Isa Bugis ingin mengartikulasikan antara dua hal. Sebagai contoh, mereka mengartikulasikan ideologi komunis dengan kapitalis sebagai nur (ilmu) dan zhulumat (tanpa ilmu).
“Dia menganut ajaran atau aliran ISA Bugis. Aliran itu menganggap bahwa komunisme adalah bagian dari ajaran Islam sehingga Panji Gumilang itu dengan leluasa menyatakan bahwa dia adalh komunis,” katakata Al Chaidar dikutip dari Instagram @fuadbakh, Kamis (29/6/2023).
Selain itu, Chaidar menyarankan kepada pemerintah agar ponpes di Kabupaten Indramayu tidak dibubarkan secara langsung. Menurutnya, Panji Gumilang adalah pihak yang harus diperhatikan dalam perdebatan ini.
“Pesantrennya jangan ditutup, hanya Panji Gumilang yang memang sangat Dajjal ini yang kurang ajar ini yang harus ditangkap karena dia sudah melakukan sejumlah pelanggaran hukum,” ujarnya.
Selain itu, paham tersebut berusaha mengilmiahkan agama dan kekuasaan serta menolak segala hal yang tidak logis.
Selain itu, aliran Isa Bugis banyak diikuti oleh kaum intelektual yang lebih suka mengutamakan akal dan pikiran.
Isa Bugis juga menyebut Ilmu Fiqih, Ilmu Tauhid, dan banyak lagi sebagai syirik. Mereka yang mengajarkan kepercayaan Isa Bugis harus diisolasi.
Sebagai contoh, dia mengatakan bahwa air zam-zam Mekkah adalah air dari bangkai orang Arab.