Adik Kim Jong Un Ancam Akan Tembak Jatuh Pesawat Mata-Mata Amerika Serikat
Viva Bandung – Kim Yo Jong, adik dari pimpinan Korea Utara Kim Jong Un, menuduh pesawat mata-mata Amerika Serikat memasuki zona ekonomi eksklusif Korea Utara sebanyak delapan kali. Dia menyebut serangan ilegal oleh pesawat Angkatan Udara AS terjadi di atas laut 435 km, atau lebih tepatnya di sebelah Timur Thongchon, Provinsi Kangwon.
Kim Yo Jong memperingatkan dan mengnacam AS akan "mengalami penerbangan yang sangat kritis" jika terus melanjutkan dugaan serangan, menurut kantor berita KCNA yang dikelola oleh negara.
Militer Korea Selatan mengatakan sebelumnya bahwa pesawat itu melakukan penerbangan "normal" di atas laut lepas.
Kim juga mengatakan Seoul harus menahan diri untuk tidak ikut campur dalam apa yang dia anggap sebagai perselisihan antara Korea Utara dan AS.
Korea Utara mengatakan akan menembak jatuh penerbangan pesawat seperti itu dalam beberapa keadaan. Namun mereka juga mengeklaim bahwa pihaknya sekarang sedang menahan diri.
Pyongpyang juga mengecam yang dikatakannya sebagai langkah Amerika untuk mengerahkan kapal selam rudal nuklir di sekitar semenanjung Korea.
Juru bicara Kementerian Pertahanan Nasional Korea Utara mengatakan tindakan militer "provokatif" yang dilakukan oleh AS beberapa kali membawa semenanjung Korea lebih"Tidak ada jaminan bahwa kecelakaan mengejutkan seperti jatuhnya pesawat pengintai strategis Angkatan Udara AS tidak akan terjadi di Laut Timur Korea," tambah juru bicara itu dalam pernyataan yang dikutip oleh kantor berita resmi KCNA.
Tidak ada tanggapan segera dari militer AS, sementara Korea Selatan menolak klaim pelanggaran wilayah udara Korea Utara sebagai salah. Dikatakan AS melakukan penerbangan pengintaian rutin di sekitar semenanjung.
Dalam kesempatan yang sama, Korea Utara juga mengutuk rencana Amerika Serikat untuk mengerahkan aset nuklir strategis di sekitar Semenanjung Korea.
Pyongyang menyebut ini "pemerasan nuklir yang paling tidak terselubung" terhadap Korea Utara, dengan alasan hal itu merupakan ancaman serius bagi perdamaian dan keamanan di wilayah mereka.
Korea Utara telah menghabiskan bertahun-tahun mengembangkan dan menguji senjata nuklir yang melanggar perjanjian dan sanksi internasional.
Bulan April lalu, Amerika mengumumkan rencananya untuk mengirim kapal selam rudal balistik bersenjata nuklir ke pelabuhan Korea Selatan untuk pertama kalinya sejak tahun 1980-an. Namun waktu pastinya belum diumumkan.
"Apakah situasi ekstrem, yang diinginkan oleh siapa pun, tercipta atau tidak di semenanjung Korea tergantung pada tindakan AS di masa depan, dan jika situasi tiba-tiba terjadi, AS akan dimintai pertanggungjawaban sepenuhnya untuk itu," kata KCNA.
Pyongyang mengutip insiden masa lalu yang melibatkan atau menembak jatuh pesawat AS, dan memperingatkan AS akan membayar untuk spionase udara yang "dipentaskan dengan panik".