Heboh, Nasabah AdaKami Bunuh Diri Gegara Orderan Fiktif Ojol hingga Utang 9 Juta jadi 19 Juta

Pinjol AdaKami
Sumber :
  • VIVA.co.id

VIVA Bandung – Perusahaan finance technology (fintech) AdaKami kini tengah ramai diperbincangkan publik di media sosial. Pasalnya, seorang nasabahnya yang berjenis kelamin laki-laki nekat bunuh diri karena diteror oknum debt collector (DC).

Bikin Auto Terpesona, 3 HP Kamera Selfie Terbaik 2024 di Bawah Tiga Juta untuk Feed Instagram Aesthetic

Kabar itu akhirnya viral di media sosial setelah dibagikan akun Twitter @rakyatvspinjol sejak Minggu, 17 September 2023. Dijelaskan, korban mulai mendapat teror dari pihak penagih AdaKami lantaran kesulitan membayar utangnya.

Hutang 9 Juta Jadi 19 Juta

Ini Dia Keunggulan Drone Bunuh Diri Korea Utara di Kawasan Asia Timur

Bagaimana tidak, korban yang meminjam uang sebesar Rp 9,4 juta harus mengembalikan pinjamannya hingga hampir Rp 19 juta. Hal ini membuat korban kesulitan membayar.

“Korban meminjam uang di AdaKami sebesar 9,4 juta dan harus mengembalikan 18 jutaan hampir 19 juta,” tulis keterangan unggahan, dikutip Rau, 20 September 2023.

Drone Bunuh Diri Korea Utara Gunakan Teknologi AI untuk Penargetan

Teror Spam Panggilan

Akun tersebut mengungkap, teror pertama yang diterima korban dari  penagih AdaKami adalah spam panggilan yang diarahkan ke nomor telepon kantor tempat korban bekerja.

Korban yang merupakan pegawai honorer di salah satu kantor pemerintahan dengan kontrak 5 tahun itu kemudian dipecat lantaran spam panggilan itu sangat mengganggu.

“Korban sebagai seorang laki-laki, berusaha untuk menutupi kesulitan yang dia alami. Dia hanya bilang kepada keluarga bahwa dia dipecat karena SK nya tidak diperpanjang,” tulis akun itu

Teror Orderan Fiktif Ojek Online

Setelah korban dipecat, teror terus berlanjut. Kali ini pihak DC AdaKami memanfaatkan layanan pesan makan ojek online (ojol) untuk meneror korban. Pihak DC memesan orderan fiktif yang kemudian diarahkan ke rumah korban.

“Dalam satu hari, ada 5 sampai 6 orderan fiktif yang datang ke rumahnya,” ungkap akun itu.

Akibat orderan fiktif terus berdatangan setiap hari ke kediamannya, korban akhirnya mulai terbuka, dia mengatakan kepada sang istri bahwa dirinya dipecat dari kantor hingga banyak orderan fiktif berdatangan ke rumah karena memiliki tunggakan di AdaKami.

Diduga stres dan depresi mendapat teror yang tak kunjung berhenti dari DC AdaKami, korban akhirnya nekat bunuh diri. Dia meninggal dunia pada bulan Mei 2023 lalu.

“Setelah K bunuh diri dan meninggal, apakah teror DC Adakami berhenti?  Jawabannya tidak,” kata akun itu

Teror Terus Berlanjut

Setelah korban meninggal dunia, teror panggilan telepon terus berlanjut kali ini ke pihak keluarga. DC AdaKami terus mencari korban untuk menagih utangnya. Keluarga korban kemudian menjelaskan bahwa orang yang mereka cari sudah meninggal dunia.

“Jawaban dari DC Adakami adalah "alah bohong, mana buktinya. Ga mau tau bayar sekarang juga’. Keluarga kemudian mengirimkan catatan kematian. DC AdaKami ga mau tau dan mengatakan catatan kematian K adalah palsu,” beber akun itu.

“Teror DC Adakami masih terus berlanjut, mereka masih terus mengirimkan order fiktif ke rumah K, meskipun K sudah meninggal dunia. Padahal rumah tersebut sedang dijual dengan harga murah, karena rumah tsb pernah dipakai untuk bunuh diri,” sambungnya.

Terakhir, akun itu mengatakan teror terus berlanjut hingga Senin, 18 September 2023. Hingga kini belum ada keterangan resmi dari pihak AdaKami terkait peristiwa dan tuduhan-tuduhan itu. 

Pemberitaan berikut ini tidak untuk menginspirasi dan diimbau anda tak menirunya. Jika anda merasakan gejala depresi, permasalahan psikologi yang berujung pemikiran untuk melakukan bunuh diri segera konsultasikan ke pihak-pihak yang dapat membantu anda seperti psikolog, psikiater atau klinik kesehatan mental.