Hadi Aprilliawan, Pencipta Mesin Susu Listrik dan Harapan Baru Peternak
- Tangkapan Layar Youtube
VIVA Bandung – Para peternak sapi di Desa Sragi, Kabupaten Banyuwangi mengalami kesulitan untuk mengawetkan susu sapi hasil perah sebelum dijual ke pabrik. Misalnya, kalau pagi diperah maka sore sudah harus terjual semua agar tidak basi.
Melihat kondisi tersebut, Hadi Aprilliawan tersentuh hatinya untuk mambantu dan mencari solusi. Hingga akhirnya pada 2007, dia menciptakan mesin pasteurisasi susu listrik yang diberi nama Latte Electricity (LE).
Mesin itu merupakan buah hasil dari penelitiannya melalui Program Kreatif Mahasiswa (PKM). Saat itu, Hadi masih berkuliah di jurusan Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya (UB) Malang.
Hadi membutuhkan waktu sekitar 2 sampai 3 tahun untuk melakukan penelitian dan menciptakan mesin susu listrik tersebut. Dia mengeluarkan dana ratusan juta demi kesuksesan penelitiannya. Dana itu berasal dari hadiah sejumlah lomba penelitian yang pernah diikutinya.
Setelah menemukan cara baru dalam mengolah susu dengan energi listrik, banyak orang yang tidak menyangka bahwa anak Desa Sragi, Banyuwangi itu bisa membuat perubahan bagi keberlangsungan peternak dan layak mendapat apresiasi tinggi.
Sebenarnya, ide untuk membuat mesin pasteurisasi susu listrik tersebut sudah muncul sejak Hadi masih duduk di bangku SMA. Sebab keluarga besarnya merupakan peternak, termasuk kedua orang tuanya.
Pria berusia 24 tahun itu mengaku ingin ekonomi para peternak lebih sejahtera. Karena selama ini, susu perah dibeli dengan harga yang sangat murah oleh pabrik.
Maka dengan hadirnya mesin tersebut, kini peternak sudah bisa mengolah sendiri hingga membuat produk susu yang siap dikonsumsi dan bernilai ekonomis tinggi.
Menurut Hadi, cara kerja mesin tersebut diawali dengan susu segar dimasukkan ke dalam tabung untuk dipanasi lebih dahulu pada suhu 50 derajat Celcius.
"Pada prosesnya, dinding sel (susu) dimasuki ion-ion hingga muncul gelembung besar yang akhirnya lisis (pecah)," kata Hadi.
Dengan proses tersebut, bakteri-bakteri jahat yang terkandung dalam susu menjadi mati. Setelah bakteri itu mati, maka susu bisa bertahan lama hingga enam bulan jika disimpan dalam freezer.
"Memang, dengan sistem pemanasan, bakteri akan mati. Tapi, jika susu terlalu lama dipanasi, kandungan gizinya bisa berkurang," jelasnya.
Setelah melalui berbagai pengembangan, Hadi mulai menjual mesin susu listrik sejak 2009. Mesin berukuran 10 liter tersebut dihargai Rp12 juta.
Hadi juga mempunyai mesin yang ukurannya jauh lebih besar, yakni berkapasitas 250 liter. Mesin itu terdiri atas empat tabung dengan diameter 50 sentimeter dan tinggi lebih dari semeter.
"Cara kerjanya hampir sama dengan yang 10 liter. Tapi, yang besar ini, selain berkapasitas produksi lebih besar, juga lebih komplet. Ada pemanas dan mesin pendingin sekaligus," pungkasnya.
Sebagai informasi, peternak sapi kini mempunyai harapan baru dengan kehadiran mesin pasteurisasi susu listrik tersebut. Karena dengan menggunakan mesin itu, peternak menghasilkan susu perah bisa bertahan lebih lama dan kandungan protein serta gizinya tetap terjaga.