Proses Penyidikan Kasus Subang Terhambat Salah Satunya Karena Medsos
- YouTube Kompolnas RI
BANDUNG – Kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang, Jawa Barat, banyak disorot publik, terlebih hingga berjalan lebih dari 10 bulan sejak kejadian yakni 18 Agustus 2021, pihak kepolisian belum juga mengungkap siapa dalang di balik peristiwa sadis tersebut.
Tidak saja menarik perhatian publik, kasus Subang yang menewaskan Tuti (55) dan Amel (23) itu juga mengundang perhatian lembaga penting di negeri ini, bahkan hingga Presiden Jokowi.
Tak kunjung terungkapnya kasus tersebut lantaran proses penyidikan yang terhambat oleh beberapa faktor, salah satunya karena TKP yang sudah tidak utuh.
Hal tersebut diungkapkan oleh Ketua Harian Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) RI, Benny J Mamoto dalam keterangan resminya yang tayang di channel YouTube Kompolnas RI pada Jumat, 24 Juni 2022.
"Karena TKP sudah tidak utuh lagi dan cuaca yang hujan, hujan itu berpengaruh ketika bekas tapak kaki atau tapak sepatu orang itu kemudian berubah. Kelembapan juga akan mempengaruhi sidik jari atau DNA," ungkap Benny.
Selain itu, banyaknya masyarakat yang turut mengupdate lewat media sosial (medsos) menjadi salah satu yang berpengaruh dalam proses penyidikan.
"Ini satu hal yang berbeda dengan ketika zaman saya dulu aktif, ketika itu medsos belum ada. Ketika kami turun ke lapangan, menggali informasi dan sebagainya paling banter itu hanya media yang merilis, di mana mereka merilis atau menyampaikan berita itu hasil dari investigasi mereka," ujar Benny.