DPP IMM: Statemen Zulkifli Hasan Tidak Ada Unsur Penistaan Agama
- Pribadi/Istimewa
VIVA Bandung - Potongan video kontroversial yang menampilkan Ketua Umum PAN dan Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, yang menghubungkan gerakan shalat dengan politik, mendapatkan sorotan di media sosial.
Dalam merespons perdebatan yang muncul, Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), Abdul Musawir Yahya, menekankan bahwa perlu dipahami konteks sebenarnya dari pernyataan Zulkifli Hasan sebelum membuat kesimpulan yang dapat memicu perdebatan tidak produktif.
Dalam keterangannya, Abdul Musawir Yahya secara tegas menyoroti bahwa Zulkifli Hasan tidak memiliki niat untuk menistakan agama.
"Kita harus memahami bahwa Zulkifli Hasan menyampaikan peringatan agar masyarakat tidak bersikap fanatik secara berlebihan, yang dapat mengubah tata cara shalat. Niat baik ini tidak boleh terlupakan dalam kontroversi ini," ujar Abdul Musawir Yahya.
Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Yandri Susanto juga telah mengklarifikasi bahwa potongan video tersebut diinterpretasikan secara keliru.
Yandri menegaskan keyakinannya bahwa Zulkifli Hasan menyampaikan pesan tersebut untuk memberi peringatan, bukan untuk merendahkan atau menistakan agama.
Abdul Musawir Yahya menambahkan bahwa perbedaan pilihan dalam pemilu seharusnya tidak memicu perpecahan di masyarakat.
Ia menyoroti pernyataan Zulkifli Hasan yang menekankan bahwa pemilu hanyalah kontestasi lima tahunan, dan pentingnya menjaga persatuan dan kerukunan di masyarakat di atas segala perbedaan politik.
"Dalam situasi di mana fenomena keretakan muncul karena perbedaan pilihan politik, kita harus bijak dalam menanggapi perbedaan tersebut. Peringatan Zulkifli Hasan adalah bukti bahwa kita harus menjaga persatuan dan kerukunan masyarakat di atas segala perbedaan politik," tegas Abdul Musawir Yahya.
Ia mengajak semua pihak, terutama tim sukses calon presiden, untuk mengedepankan politik santun.
Abdul Musawir Yahya menekankan pentingnya tabayyun (konfirmasi) dan husnuzan (berprasangka baik) dalam menghadapi isu-isu sensitif, untuk mencegah terciptanya perpecahan yang tidak perlu di tengah-tengah masyarakat.
"Marilah kita laksanakan pemilu dengan penuh tanggung jawab dan mengedepankan sikap saling menghormati. Kita harus membangun politik yang santun agar pemilu berjalan dengan damai dan memberikan ruang bagi diskusi yang produktif," tutup Abdul Musawir Yahya.