Makin Panas, Andy Rompas Sebut Habib Bahar Provokasi Umat Islam hingga Dicap Radikal

Andy Rompas dan Habib Bahar
Sumber :
  • VIVA.co.id

Bandung – Belakangan ini media sosial dihebohkan dengan perseteruan antara Habib Bahar bin Smith dengan Andy Rompas yang dikenal sebagai Panglima Ormas Adat Laskar Manguni.

Cara Mudah Dapat Gaji dari Facebook Tiap Hari

Terbaru, perseteruan mereka semakin panas setalah Andy Rompas secara tegas menantang pimpinan pondok pesantren Tajul Alawiyyin itu untuk duel bebas. Ia merasa cukup sabar difitnah oleh Habib Bahar selama lebih dari satu bulan.

"40 hari lamanya kami diam karena berduka dalam maki dan difitnah oleh kaum Radikalisme ini, Angkat pedang memprovokasi umat muslim untuk mencari saya Andy Rompas. Sekarang waktunya bergerak," tulis Andy Rompas lewat unggahan akun Facebook miliknya, dikutip VIVA Bandung pada Kamis (18/1/2024).

Ini Kreteria Konten yang Layak Dapat Cuan dari dari Facebook

Andy Rompas juga mengklaim bahwa Habib Bahar memiliki paham radikal, sehingga ia mengaku tidak pernah takut melawannya.

“Kami tidak mau Minahasa ada paham radikalisme, sejengkal pun, ingat itu. Woii Bahar bin Smith, Itu babel Aldo jangan cuman cari panggung, saya Andy Rompas pantang mundur satu jengkal pun," tambahnya.

Facebook Luncurkan Program Monetisasi, Anda Bisa Tiap Hari Dapat Cuan

Habib Bahar bin Smith

Photo :
  • VIVA.co.id

Dalam unggahan sebelumnya Andy Rompas juga menyatakan sikap tegas untuk menolak kehadiran paham radikal sembari memperlihatkan sebuah video. Ia tampak mengunggah video kesaktiannya bersama pasukan Manguni Makasiouw. 

Dalam video berdurasi 3 menit 40 detik tersebut, terlihat Andy Rompas bersama para pasukannya berjalan di atas bara api. Bukan hanya itu, panglima Manguni itu terlihat menunjukkan kesaktian lainnya yaitu kebal dari senjata tajam. 

Menariknya, beberapa anggota Manguni yang tampak dalam video pun memiliki kekuatan yang sama. Mereka bahkan sempat dibacok-bacok oleh Andy Rompas di bagian tubuhnya, tapi tidak ada sedikitpun yang terluka. 

"Di mana langit dijunjung, di situ bumi dipijak. Tidak ada istilah mayoritas dan minoritas di Tanah Minahasa, karena torang samua basudara (kita orang semua bersaudara), kecuali untuk para kadrun dan mereka kaum radikal," kata Andy Rompas. 

"Karena kami hanya ingin hidup rukun dan damai, tidak seperti sekarang di mana setiap Natal harus ada aparat kepolisian menjaga," pungkasnya.