Jangan Nilai Hutan Sebatas Jual Kayu, Perannya Penting Bagi Kehidupan

Ilustrasi hutan
Sumber :
  • Pixabay

BANDUNG – Kaca mata Menteri Keuangan, Sri Mulyani soal kehutanan dinilai keliru jika melihat kontribusi dalam perekonpmian saja atau sebatas penjualan kayu.

10 Fakta Unik Tentang Jepang, Negara yang Jadi Juara Piala Asia U-23 2024

Sebab hutan tak sekedar demikian. Hutan merupakan suatu ekosistem kompleks yang telah menghidupi jutaan makhluk hidup dan menjadi habitat tetap bagi ribuan jenis flora dan fauna.

Selain itu, keberadaan hutan telah berperan dalam menyuplai kebutuhan udara dan air bersih serta menjaga iklim dan temperatur suhu bumi agar stabil.

Sepasang Remaja SMA di Pacitan Mesum Siang Hari di Hutan, Videonya Beredar di Grup WhatsApp

"Kalau dilihat hanya dari penjualan kayu, maka kontribusi ke perekonomian nasional kecil hanya 0,66 persen dari produk domestik bruto. Padahal riil kontribusi di sektor lain, sangat besar. Itu harusnya dilihat," jelas Wakil Ketua Komisi IV, Dedi Mulyadi dalam keterangannya yang diterima VIVA Bandung, Kamis, 30 Juni 2022.

Kehutanan pun, jelas Dedi, memberikan kontribusi penting bagi kelangsungan hidup manusia. Contohnya saja seperti penyediaan sumber air baku untuk industri, untuk waduk yang menggerakan listrik, industri, perikanan sampai ke sektor wisata.

Update! Penyaluran THR ASN di 12 Daerah Ini Sudah Diterima, Jumlahnya Fantastis

Jika semua itu dihitung secara ekonomi, maka nilainya akan sangat besar. Pegunungan tanpa ada hutan tidak akan lahir sumber air baku untuk PDAM dan lainnya.

"Contohnya Gunung Wayang tanpa ada kehutanan maka tak akan ada waduk Cirata dan Waduk Jatiluhur. Dari hutan Gunung Wayang itu mengalir membentuk sungai Citarum yang menjadi bahan baku waduk," jelas Dedi.

Dari Waduk Jatiluhur menjadi pembangkit listrik tenaga air. Nilai pasokan listrik dari Jatiluhur untuk Jawa-Bali sangat besar nilainya.

Lalu hasil budidaya ikan, setiap tahun juga sangat besar. Dari Waduk Jatiluhur, menjadi bahan baku air sawah ke Karawang, Subang yang luas lahannya ribuan hektare. Nilai ekonomi dari itu sangat besar.

"Penyangga beras nasional sangat tergantung dari daerah itu. Kalau pasokan air dari irigasi tak benar, maka akan terganggu ke proses produksi lahan," katanya.

Sehingga cara pandang atas kehutanan, kata Dedi, jangan sempit sebatas jual kayu. Ada nilai ekonomi besar ke bidang lain dari kehutanan. Jika kawasan hutan rusak atau hilang maka sektor lain akan terganggu atau lumpuh.

Di mana sebelumnya, Sri Mulyani menyebut jika menyebutkan komposisi sektor kehutanan hanya Rp 5 triliun terhadap PNBP. Kontribusi itu kecil, kata Sri Mulyani dibandingkan sektor lainnya.