Jawa Barat Berhasil Mengobati TBC 68 Persen dari Target
- Dok. Dinkes Jabar
BANDUNG – Provinsi Jawa Barat mampu mengobati tuberculosis (TBC) sebesar 68 persen dari target 90 persen pada tahun ini berdasarkan data per 1 Juli 2022. Sementara jumlah penemuan dan pengobatan kasus TBC di Jawa Barat sejak Januari hingga Juni 2022 sejumlah 49.291.
Hal tersebut disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Jawa Barat dr. Nina Susana Dewi pada paparan terkait Analisis Situasi Terkini Program TBC di Prov Jabar pada Workshop Tuberculosis Resistan Obat (TBC-RO) di Ruang Plumeria Lt. 1, Hotel Grand Tjokro Premiere, Kota Bandung, Selasa, 11 Juli 2022.
"Inisiasi pengobatan TBC RO dapat dilaksanakan di seluruh Fasyankes dan Balai Kesehatan layanan TBC RO dan pasien melanjutkan pengobatan di fasyankes satelit berupa fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP) maupun fasilitas kesehatan rujukan tingkat lanjut (FKRTL) yang mudah diakses oleh pasien sesuai dengan mekanisme yang telah disepakati sebelumnya," kata Kadinkes Nina.
"Pada tahun 2021 penemuan kasus TBC-RO di Jawa Barat dilaporkan sejumlah 1.551 kasus TBC-RO terkonfirmasi namun hanya 963 kasus atau 62 persen yang memulai pengobatan, sehingga masih terdapat 588 atau 38 persen pasien yang belum memulai pengobatan dan hasil evaluasi pengobatan tahun 2019 hanya mencapai 40 persen," tambahnya.
Berdasarkan paparan Kadinkes, pengobatan TBC-RO memerlukan waktu yang sangat lama, yaitu sekitar 19 hingga 24 bulan.
Bertambahnya angka penemuan pasien TBC-RO menurutnya harus diimbangi dengan peningkatan kualitas layanan TBC-RO yang sesuai dengan standar program TBC. Salah satunya melalui peningkatan kapasitas para dokter dan petugas kesehatan lainnya yang akan menangani pasien TBC-RO. Hal tersebut penting dilakukan untuk memastikan keberhasilan pengobatan pasien.
"Maka dari itu perlu dilakukan workshop terkait tatalaksana TBC-RO pada tenaga kesehatan di faskes yang akan memulai layanan TBC-RO," paparnya.
Ada pun strategi penanganan TBC meliputi tindakan preventif, deteksi, pengobatan di layanan primer dan rujukan serta perubahan perilaku.