Transformasi Pantai Lenggoksono: Dari Sarang Illegal Fishing Menjadi Konservasi Berkelanjutan
- Dokumentasi Narasumber
VIVABandung – Di pesisir selatan Malang, ada kisah menarik dari sebuah dusun bernama Lenggoksono. Dulu, dusun ini terkenal sebagai tempat penangkapan ikan ilegal. Sekarang, berkat perjuangan warganya, Lenggoksono berubah menjadi contoh daerah yang menjaga laut dengan baik.
Agung Triono, seorang "Coral Nanny" atau inovator program konservasi coral, menceritakan kondisi desanya dulu. "Sebelumnya, pantai kami memang sarangnya illegal fishing," katanya. Saat itu, banyak kapal besar dari berbagai daerah yang bebas menangkap ikan di teluk mereka. Mereka tidak peduli dengan kelestarian laut. Akibatnya, para nelayan lokal kesulitan mendapat ikan.
Perubahan dimulai pada tahun 2010. Ayah Agung, yang waktu itu memimpin kelompok nelayan, melihat kerusakan yang terjadi di laut mereka. Terumbu karang rusak dan ikan semakin susah didapat. Bersama tujuh orang lainnya, mereka mulai bergerak untuk menyelamatkan laut.
"Banyak yang meragukan kami pada awalnya. Bagaimana mungkin sekelompok kecil orang bisa menjaga lautan yang begitu luas" ungkap Agung. Tapi mereka tidak menyerah. Dengan bantuan Dinas Kelautan dan Perikanan, mereka membuat terumbu karang buatan dari beton untuk tempat ikan berkembang biak.
Usaha mereka tidak sia-sia. Laut mulai pulih, dan ikan-ikan kembali banyak. Lenggoksono juga punya keistimewaan lain yaitu air terjun Banyu Anjelok yang langsung mengalir ke pantai. Melihat potensi ini, warga mengembangkan wisata seperti snorkeling, diving, memancing, dan berselancar.