Isi Rekaman 20 CCTV Perjalanan Brigadir J, Bharada E, dan Istri Sambo
- VIVA/Rahmat Fatahillah Ilham
BANDUNG – Misteri kematian Brigadir J alias Novryansah Yosua Hutabarat mulai terungkap setelah Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) melakukan sejumlah prosedur pemeriksaan.
Kendati demikian, peristiwa adu tembak antar Brigadir J dengan Bharada E alias Richard Eliezer Pudihang Lumiu, masih menjadi tanda tanya publik hingga kini.
Komnas HAM hingga pekan ini dijadwalkan akan melakukan sejumlah pemeriksaan intensif terhadap sejumlah pihak.
Angtara lain, tim dokter forensik Rumah Sakit Polri Kramat Jati, para ajudan Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan Polri non-aktif Irjen Ferdy Sambo hingga tim yang mengolah rekaman kamera pengamanan atau CCTV (Closed Circuit Television) untuk menelusuri jejak Yosua sebelum kematian.
Komisioner Komnas HAM, Choirul Anam, mengatakan terdapat 20 rekaman CCTV dari 27 titik yang diperlihatkan kepada mereka oleh tim digital forensik dan cyber Polri.
Rekaman tersebut menunjukkan perjalanan, rombongan istri Irjen Ferdy Sambo dari Magelang menuju Jakarta.
Istri Irjen Ferdy Sambo bersama Brigadir J dan Bharada E diketahui sempat melakukan PCR bersama di rumah pribadinya di Jalan Saguling III, Duren Tiga, Jakarta sepulang dari Magelang.
"Dalam video itu, ada jamnya dan prosesi PCR semua, termasuk almarhum Brigadir J ada di sana," ujar Anam di kantor Komnas HAM, dilansir dari Antara, Minggu, 31 Juli 2022.
Menurutnya, temuan terpenting dalam video tersebut, yaitu menunjukkan bahwa, Brigadir J masih hidup sepulang perjalanan dari Magelang.
"Masih hidup dan tidak ada kekurangan satu apa pun," kata dia.
Ia menyatakan, pihaknya telah mengantongi informasi bahwa, Irjen Ferdy Sambo tak berada dalam rombongan tersebut.
Akan tetapi dia tak bisa memastikan, karena ia masih harus menunggu jadwal pemeriksaan langsung Irjen Ferdy Sambo.
"Sepanjang yang ada dalam CCTV, seperti yang kami sebutkan, ada Ibu, istrinya Irjen Ferdy Sambo, ada Brigadir J, ada Bharada E, dan asisten atau PRTnya," ungkapnya.
"Kami memang mendapatkan informasi bahwa Pak Sambo tidak berada pada rombongan tersebut, tapi ini masih informasi satu pihak dan akan kami cek," imbuhnya.
Selepas melakukan PCR, lalu rombongan pun terlihat sempat pergi meninggalkan lokasi.
Hanya saja, kemana mereka pergi tak jelas, karena tak ada rekaman yang menunjukkan bahwa rombongan itu tiba di rumah dinas Irjen Ferdy Sambo di Komplek Polri Duren Tiga, Jalan Duren Tiga Utara I.
Anam menyatakan, masih ada rekaman CCTV yang diteliti oleh pihak laboratorium forensik digital Polri.
"Itu masih diteliti labfor, karena masih ada satu proses, baik di siber dan labfor, yang belum selesai. Kalau itu dipaksakan misalnya tadi diperiksa, secara prosedur hukumnya juga akan lemah. Makanya kami beri kesempatan mereka selesaikan dulu," kata Anam. (Irv)