Bukti Hacker Bjorka Berasal dari Indonesia
- Tangkap layar
Bandung – Pengguna Twitter dengan nama @angelinadeaid yakin jika hacker Bjorka berasal dari Indonesia. Dia melihat dari sejumlah kata-kata yang ditulis Bjorka atau lexicon (collections of words).
"Melihat lexicon (collections of words) yg dipakai Bjorka, saya cukup yakin bahwa dia adalah orang Indonesia. Penggunaaan double conjunction 'because since' setelah tanda titik '.' ini adalah tipikal khas orang Indonesia untuk menulis B. Inggris dengan style ‘Indoglish’. #bjorka," tweetnya, yang dikutip pada Selasa, 13 September 2022.
Dia menjelaskan bahwa penggunaan double conjuction merupakan ciri khas orang Indonesia dalam menulis Indonesia-english. Kemudian dalam bahasa Inggris, kata 'because' tidak boleh ditulis di awal kalimat.
"Another example. Dlm B. inggris, kata ‘because’ tdk boleh diletakkan di awal kalimat, dan tendensi Bjorka utk menulis ‘because’ di awal kalimat ini menunjukkan kebiasaan dalam bahasa Indonesia yang cenderung memulai kalimat alasan dengan ‘karena’ / ‘karena pada saat itu…’," jelasnya lagi.
"Fakta bahwa kata ‘founding’ ditulis disini menunjukkan ada 2 kemungkinan. Yg pertama adalah typo, dan kemungkinan kedua yang lebih masuk akal adl Bjorka menerjemahkan teks tsb secara manual yg berarti terbukti bahwa dia memahami Bahasa Indonesia dengan baik," imbuhnya.
Kemudian mengenai cerita Bjorka yang memiliki teman sejati asal Indonesia. Dia menulis kata 'old man' yang seharusnya dalam bahasa Inggris menggunakan past tense karena menceritakan orang yang sudah meninggal dunia.
Setiap mengawali hari, Bjorka juga selalu membuat tweet ‘make a noise’. Kebanyakan masyarakat kita menambahkan 'a' atau bisa dihitung untuk kata 'suara/noice', padahal dalam bahasa internasional 'noice' termasuk uncountable noun atau tidak bisa dihitung sehingga lebih natural jika menggunakan ‘some’ bukan ‘a’.
"Saya selalu melihat kesalahan umum seperti yg Bjorka buat pada orang Indonesia dimana mereka selalu campur aduk dalam menggunakan tenses, karena kata kerja (verb) dalam Bahasa Indonesia tidak mengalami perubahan ketika kita menceritakan masa lalu, sekarang, dan masa depan," ujar @angelinadeaid.