Dorong Investasi Lewat West Java Investment Summit 2022

Acara JAPRI (Jabar Punya Informasi) Vol. 103
Sumber :
  • Dok. Humas Pemprov Jabar

BANDUNG – Nilai realisasi investasi di Jawa Barat sampai semester pertama 2022 sudah mencapai Rp83,5 triliun. Nilai itu masih yang tertinggi di antara realisasi investasi provinsi lain.

PO dan Karoseri Bus Putera Fajar Bisa Jadi Tersangka Kecelakaan Maut Ciater, Ini Penjelasan Polisi

Analis Kebijakan Ahli Madya Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Jabar Deni Rusyana mengatakan, Jabar masih menjadi minat utama investor untuk masuk karena didukung banyaknya kemudahan berinvestasi, mulai dari ketersediaan infrastruktur sampai mudahnya mengurus perizinan. 

Selain itu, informasi peluang investasi di Jabar juga terus disampaikan, seperti melalui berbagai kegiatan pameran. Salah satunya, West Java Investment Summit atau WJIS. Pemda Provinsi Jabar bersama Bank Indonesia menggelar event promosi investasi berbalut kegiatan WJIS itu pada Rabu (5/10/2022) dan Kamis (6/10/2022).

Klaim Saldo DANA Kaget dari Pemerintah Rp600 Ribu Hari Ini Kamis 16 Mei 2024

"WJIS sebagai salah satu upaya terus mendorong pertumbuhan investasi di Jabar. Dengan meningkatnya investasi, maka tentunya akan memiliki efek positif bagi perekonomian Jabar. Misalnya, terbuka lowongan pekerjaan," ucap Deni dalam acara JAPRI (Jabar Punya Informasi) Vol. 103 di Gedung Sate, Kota Bandung, Senin (3/10/2022). 

Deputi Kepala Perwakilan BI Provinsi Jawa Barat Bambang Pramono menyebutkan, dalam WJIS, akan ditawarkan sejumlah proyek investasi dengan total nilai mencapai Rp59,73 triliun. Terdiri atas 10 proyek food security, 17 proyek energi baru terbarukan, dan 5 proyek pemerintah.

Prakiraan Cuaca Wilayah Jawa Barat Hari Ini, Kamis 16 Mei 2024

Sebagai contohnya, untuk food security, proyek yang ditawarkan di antaranya revitalisasi pabrik gula milik RNI berlokasi di Kabupaten Subang senilai Rp1,3 triliun. Kemudian, pembangunan pabrik susu di Kabupaten Bandung senilai Rp104 miliar.

"Food security menjadi isu penting usai kasus COVID-19. Setiap negara berlomba untuk mencapai ketahanan pangan untuk negaranya sendiri. Semua ingin memastikan kecukupan pangan bagi rakyatnya. Sehingga mampu mengendalikan produksi, distribusi, hingga inflasi dengan baik," tuturnya.

Halaman Selanjutnya
img_title