Aremanita Korban Tragedi Kanjuruhan Wafat Usai Dirawat di RSAA Malang
- VIVA/Lucky Aditya
Bandung – Seorang suporter perempuan Arema FC (Aremanita) yang turut menjadi korban Tragedi Kanjuruhan dilaporkan meninggal dunia setelah beberapa hari dirawat di Rumah Sakit Saiful Anwar (RSAA) Malang, Jawa Timur, pada Selasa, 11 Oktober 2022. Dengan demikian, total korban meninggal tragedi Kanjuruhan kini sebanyak 132 orang.
Informasi meninggalnya Aremanita itu disampaikan Direktur Utama RSAA Kohar Hari Santoso seusai menghadiri acara di Gedung Negara Grahadi Surabaya. Dia menjelaskan, Aremanita yang meninggal itu sempat dirawat di ICU dan kondisinya tidak stabil sebelum meninggal dunia. "Iya [satu pasien Aremanita] meninggal dunia," katanya.
Saat ini, lanjut dia, masih ada enam pasien korban tragedi Kanjuruhan yang dirawat di ICU RSAA, dua di antaranya dalam kondisi kritis. Ada juga korban yang dirawat di ruang biasa sebanyak empat orang.
"Yang di ICU itu kondisinya belum stabil dan kita perlu perhatian khusus supaya mereka tertangani lebih baik," ujar mantan Kepala Dinkes Jatim itu.
Dia menuturkan, dua pasien yang masih dalam kondisi kritis itu mengalami luka di bagian kepala sehingga mengalami perdarahan dan shock berkepanjangan. Ditanya apakah pasien kritis mengalami perdarahan hingga membuat mata mereka merah karena gas air mata yang disebut kedaluwarsa, Kohar menjawab belum bisa memastikan.
"Itu kan sebenarnya apakah yang bersangkutan dekat sekali, ataukah jauh. Kalau dekat sekali intensitas kenanya cukup tinggi, tapi ada juga yang jauh karena dia panik, lari, lalu tertumbuk dengan yang lain," ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, tragedi Kanjuruhan berawal dari kekalahan yang diterima Arema F dari Persebaya Surabaya dalam laga kandang BRI Liga 1 di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu, 1 Oktober 2022. Setelah pertandingan selesai, banyak suporter Arema FC turun ke lapangan, diduga meluapkan kekesalahan atas kekalahan tim jagoan mereka.
Petugas keamanan dari Polri dan TNI pun berupaya mengadang Aremania dan mengendalikan situasi. Entah bagaimana, petugas kemudian menembakkan gas air mata, termasuk ke tribun yang dipenuhi ribuan penonton yang tak ikut turun ke lapangan. Sontak para suporter berebutan keluar namun pintu stadion belum terbuka. Akhirnya mereka terjebak, banyak yang lemas, pingsan, dan terinjak-injak.
Berdasarkan data terbaru, total korban dalam peristiwa itu sebanyak 678 orang. Rinciannya, 132 orang meninggal dunia dan 574 orang luka-luka.