Obat Sirup Kandungan Paracetamol Pemicu Ginjal Akut? Begini Kata IDAI
- Pixabay
BANDUNG – Baru-baru ini publik dihebohkan dengan kabar jika obat sirup yang mengandung paracetamol menjadi pemicu gangguan ginjal akut di Indonesia. Bahkan Obat sirup itu sementara disetop peredarannya.
Ketua Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Piprim Basarah Yanuarso mengklarifikasi hal tersebut.
"Dari 192 kasus gangguan ginjal akut di Indonesia, belum ada satu pun yang mengerucut pada satu konklusi tunggal," ujar Pimprim dikutip dari Antara, Rabu, 19 Oktober 2022.
Piprim yang merupakan dokter spesialis anak itu mengatakan, IDAI bersama Kemenkes RI masih terus mendalami sejumlah teori yang berkaitan dengan gangguan ginjal akut.
Teori yang dimaksud di antaranya pengaruh Adenovirus pada penyintas Covid-19, Leptospirosis, hingga campuran dietilen glikol dan etilen glikol pada bahan pelarut obat sirup mengandung paracetamol yang diduga sebagai pemicu kematian balita di Gambia, Afrika.
"Pelajaran kasus di Gambia, kandungan etilen glikol di pelarut obat batuk sirup banyak pemicu kejadian gangguan ginjal akut. Saat itu distop, kasusnya menurun," jelasnya.
Atas laporan itu, IDAI sebagai organisasi yang mewadahi dokter spesialis anak di Indonesia memiliki tanggung jawab profesi untuk memberikan perlindungan maksimal kepada anak dari segala risiko penyakit.
Salah satunya dengan menjadikan informasi yang terjadi di Gambia sebagai sarana edukasi kepada masyarakat untuk merasionalkan penggunaan obat serta membiasakan diri untuk berkonsultasi kepada dokter terkait konsumsi obat.
"Kalau IDAI adalah kewaspadaan dini. Kasus gangguan ginjal akut yang tidak selamat juga banyak. Apapun yang ada kecurigaan harus waspada," katanya.
Piprim juga menjelaskan, pihaknya tidak memiliki kapasitas untuk menyetop penggunaan obat, melainkan memberikan anjuran kepada masyarakat agar lebih bijak mengkonsumsi obat, apalagi kepada anak.
Gejala demam pada anak, kata Piprim, itu adalah mekanisme pertahanan tubuh untuk mengusir virus, sehingga bisa diupayakan dengan kompres hangat. "Jangan keburu berikan obat," katanya.
Piprim mengatakan, paracetamol yang beredar bebas di pasar Indonesia saat ini belum tentu menjadi sebab gangguan ginjal akut.
"Sebagai contoh, pagi tadi saya dihubungi salah satu itu empat anak. Beliau bilang anaknya usia 7 bulan wafat," paparnya.
Anak yang wafat tersebut memiliki tiga kakak dengan gejala demam yang sama. Yang membedakan, kakaknya mengonsumsi obat mengandung paracetamol, sementara adik mereka yang wafat tidak.
"Buktinya yang minum paracetamol tidak apa-apa. Yang meninggal malah yang tidak mengonsumsi paracetamol," jelasnya.
Karena hal tersebut, IDAI masih memperbolehkan masyarakat mengonsumsi paracetamol selama memenuhi anjuran dokter jika mengalami gejala demam, sebab hasil penelitian terkait gagal ginjal akut belum konklusif di Indonesia.
"Kalau sudah ada hasil temuan BPOM yang menyatakan produk tertentu mengandung bahan berbahaya, silahkan," pungkasnya.