CCTV Stadion Kanjuruhan Ada yang Dihapus? Begini Kata Polri
- VIVA/Ahmad Farhan Faris
BANDUNG – Polri memastikan tidak ada satupun rekaman CCTV di Stadion Kanjuruhan yang dihapus setelah terjadinya tragedi berdarah pada Sabtu, 1 Oktober 2022 lalu.
Hal ini juga menjadi bantahan atas pernyataan Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) Kanjuruhan yang sebelumnya menyebut ada CCTV di Stadion Kanjuruhan yang dihapus.
"Itu sudah clear ya, tidak ada yang dihapus. Kan Cak Anam (Komisioner Komnas HAM) juga sudah menyampaikan," ujar Kadiv Humas Polri Irjen Pol Dedi Prasetyo saat dikonfirmasi wartawan, Senin, 24 Oktober 2022.
Sebelumnya, Komisioner Komisi Nasional Hak Asasi Manusia, Choirul Anam, menegaskan tidak ada rekaman CCTV terkait tragedi berdarah di Stadion Kanjuruhan, Malang yang dihilangkan atau dihapus.
Hal itu disampaikan langsung Komisioner Komnas HAM, Choirul Anam setelah pihaknya melakukan investigasi langsung ke Malang. Dalam prosesnya, Komnas HAM menemui teknisi hingga pihak Dinas Pemuda dan Olahraga Kabupaten Malang untuk mengecek CCTV tersebut.
"Apakah ada yang tidak terlihat atau terhapus? Yang kami lihat itu semuanya ada, jadi tidak ada yang terhapus," ujar Anam dalam keterangannya, Jumat, 21 Oktober 2022.
Kendati begitu, Anam menjelaskan terdapat masalah teknis pada CCTV 16 yang mengarah ke tempat parkir di Stadion Kanjuruhan. Katanya, rekaman CCTV 16 itu sempat blank.
"Ini memang ada problem teknis terkait kamera, ada pergantian kamera sejak hari Jumat oleh teknisinya cuma setting dari CCTV tersebut belum selesai sampai hari H pertandingan," katanya.
"Sehingga ketika merekam peristiwa kadang-kadang bisa, kadang-kadang tidak karena itu ada sinkronisasi IT dan sebagainya. Secara teknis itu jadi persoalan. Tapi kami ditunjukkan jejak digitalnya dan perubahan IP address itu sudah ditunjukkan," kata Anam.
Tragedi di Stadion Kanjuruhan berawal dari kekalahan yang diterima Arema FC dari Persebaya Surabaya dalam laga kandang BRI Liga 1 di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu, 1 Oktober 2022. Setelah pertandingan selesai, banyak suporter Arema FC turun ke lapangan, diduga meluapkan kekalahan tim jagoan mereka.
Petugas keamanan dari Polri dan TNI pun berupaya mengadang Aremania dan mengendalikan situasi. Entah bagaimana, petugas kemudian menembakkan gas air mata, termasuk ke tribun yang dipenuhi ribuan penonton yang tak ikut turun ke lapangan. Sontak para suporter berebutan keluar namun pintu stadion belum terbuka. Akhirnya mereka terjebak, banyak yang lemas, pingsan, dan terinjak-injak.
Berdasarkan data terbaru, total korban meninggal dunia akibat peristiwa di Stadion Kanjuruhan ini mencapai 135 orang dan ratusan lainnya luka-luka.
Kasus tersebut telah menyeret enam orang sebagai tersangka. Mereka ialah Dirut LIB berinisial AHL, ketua panpel pertandingan berinisial H, security officer berinisial SS, Kabag Ops Polres Malang berinisial WSP, Danki 3 Brimob Polda Jatim berinisial H, dan Kepala Sat Samapta Polres Malang berinisial BSA.