Kang Dedi Bikin Panik Satu Keluarga, Endingnya Mengharukan
- Istimewa
BANDUNG – Satu keluarga yang tinggal di Desa Cijunti, Kecamatan Campaka, Kabupaten Purwakarta, dibuat panik oleh kedatangan Kang Dedi Mulyadi.
Kepanikan tersebut terjadi saat Kang Dedi tiba-tiba mengetuk salah satu rumah warga pada tengah malam saat hujan. Ia mengetuk rumah tersebut karena diduga ada seseorang yang bersembunyi di dalam.
"Tadi di sini masukin orang ya? Saya lagi kejar orang dari tadi larinya ke sini," ujar Kang Dedi saat dibukakan pintu oleh seorang bapak bernama Edi.
Ia menduga orang yang dikejarnya itu masuk ke dalam rumah dan disembunyikan oleh keluarga tersebut. "Mungkin disembunyikan di sini. Ibu, bapak gak boleh bohong," ucapnya.
"Demi Allah, Pak, say amah berdua saja sama istri di rumah," kata Edi.
Kang Dedi kemudian memeriksa sejumlah sudut rumah mulai dari kamar hingga dapur. Setelah berkeliling di rumah semi permanen tersebut tidak ditemukan ‘orang’ yang dimaksud Kang Dedi.
"Saya mah di sini hanya berdua dari tadi, Pak. Istri lagi nonton TV, saya lagi otak-atik kabel casan HP yang rusak," kata Edi yang terus meyakinkan Kang Dedi.
Seolah tak percaya dengan ucapan Edi, Kang Dedi terus mencecarnya. Menurutnya orang tersebut tak mungkin lari ke tempat lain karena di daerah tersebut hanya ada rumah Edi.
"Tadi saya ngejar gak mungkin ke mana-mana lagi karena di sini hanya ada rumah ini," kata Kang Dedi.
Di sela-sela itu Kang Dedi menanyakan kegiatan Edi dan istrinya sehari-hari. Selama ini istri Edi berjualan makanan dan mainan keliling. Sementara Edi dulunya seorang penjual bensin eceran namun karena sakit dan harga bensin yang mahal membuatnya berhenti berjualan.
Edi mengaku beberapa waktu lalu mengalami sakit ginjal. Kini ia pun merasakan pinggangnya sakit dan matanya mulai buram. Sejak dua bulan terakhir Edi dibuatkan BPJS oleh anaknya namun hingga kini belum pernah dipakai.
"Kan sudah ada BPJS, kalau gak cepat-cepat berobat nanti bapak bisa gagal ginjal, dua minggu sekali harus cuci darah," ucap Dedi.
Di tengah obrolan Kang Dedi kembali meminta Edi untuk berterus terang soal orang yang tengah dicari dan diduga masuk ke rumahnya. Namun lagi-lagi Edi menampik.
Karena terus ditekan terlihat istri Edi hanya bisa duduk terdiam di lantai dengan muka syok. Bahkan terlihat sesekali ia mengusap matanya yang mulai berkaca-kaca.
"Sumpah saya mah pak demi Allah, saksinya Allah kalau saya bohong petir nyamber saya, berani disumpah pakai Alquran, Pak. Saya dari tadi betulin otak-atik casan HP," ujar Edi.
Melihat keluarga tersebut semakin panik, Kang Dedi kemudian mengalihkan perhatian pada kondisi ekonomi. Rupanya keluarga tersebut kini tengah kesulitan karena dagangan sepi. Bahkan stok beras di dalam gentong sudah sangat menipis dan itupun hasil dari mengutang di warung.
"Beras gak punya, dagang gak laku, ditanya ada orang ke sini gak mau ngaku," ucap Kang Dedi.
"Memang gak tahu, Pak. Ada yang masuk juga dari tadi hanya bapak saja ke sini," jawab Edi.
Kang Dedi Mulyadi kemudian secara tiba-tiba memberikan sejumlah uang kepada Edi sebagai modal untuk kembali berjualan agar perekonomian mereka bisa meningkat.
Edi yang kaget langsung menangis dan memeluk Kang Dedi Mulyadi. Begitu juga istri Edi yang tak menyangka diberi uang lagi oleh Kang Dedi untuk kebutuhan rumah tangga sebulan ke depan yang langsung menangis dan memeluknya.
Di akhir pertemuan tersebut pun terungkap jika Kang Dedi tidak sedang mengejar orang yang masuk ke rumah Edi. Hal tersebut adalah bagian aksi spontan Kang Dedi untuk mengecek kondisi masyarakat yang sedang membutuhkan.
"Pokoknya mah ibu harus tambah semangat kerjanya. Bapak juga harus mulai berobat karena sudah ada BPJS," pungkas Kang Dedi Mulyadi.