Aremania Serukan 'Revolusi PSSI' Tanggungjawab 133 Orang Tewas

Aksi Revolusi PSSI
Sumber :
  • VIVA

 

Fantastis! Segini Nilai Kontrak Shin Tae-yong di Timnas Indonesia hingga 2027

BANDUNG - Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) dinilai harus tanggungjawab atas insiden Kanjuruhan yang menewaskan 133 orang. Dalam kasus ini, Polri baru menetapkan enam tersangka di antaranya AHL (Dirut LIB), AH (Ketua Panpel), SS (Security Officer), Wahyu SS (Kabag Ops Polres Malang), H (Deputi 3 Danyon Brimob Polda Jatim) dan BSA (Samaptha Polres Malang).

Tuntutan ini dilakukan ratusan Aremania dan Aremanita dengan aksi diam di kawasan Balai Kota Malang dengan tuntutan PSSI agar dibenahi. Salah satu Aremania yang mengikuti aksi ini adalah Shindu Dwi Asmoro, Aremania dari komunitas Blimbingham. 

Sukses Nahkodai Timnas Indonesia, PSSI Resmi Perpanjang Kontrak Shin Tae-yong

Insiden Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Arema FC vs Persebaya

Photo :
  • VIVA

Dia mengatakan, bahwa aksi diam dengan membawa poster tuntutan hingga keranda mayat sebagai simbol sindirian atas lambannya penanganan Tragedi Kanjuruhan. Selain itu, aksi damai ini sebagai awalan untuk aksi yang lebih besar. Mereka ingin mematik semangat Aremania dan Aremanita lainnya untuk ikut mengawal Tragedi Kanjuruhan agar tidak menguap begitu saja.

Merasa Dirugikan Wasit Nasrullo Kabirov, PSSI Tulis Surat Protes ke AFC

"Anak-anak tujuan awalnya memperbesar atensi Aremania lainnya untuk aksi kelanjutan kedepannya yang lebih besar. Kami cek ombak. Sekaligus sama sindiran aparat dengan membawa spanduk poster kecaman termasuk bawa keranda mayat," kata Shindu dilansir dari VIVA, Kamis 20 Oktober 2022.

Insiden Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Arema FC vs Persebaya

Photo :
  • VIVA

Dalam aksi itu, masa membawa poster kecaman atas Tragedi Kanjuruhan yang telah membuat 133 jiwa Aremania dan Aremanita meninggal dunia. Serta membuat 600 lebih suporter mengalami luka-luka. 

Beberapa poster kecaman bertuliskan antara lain, "Usut Tuntas Tragedi Kanjuruhan", "Revolusi PSSI", "Kami Ditunggangi Rasa Kemanusiaan", "Anak Ku Hanya Lihat Sepak Bola, Ayah Ibu Kangen Nak", "Jika Sepak Bola Jadi Pemersatu Bangsa, Kenapa Harus Ada Korban Jiwa". (rls)