Libur Lebaran Edukatif, Kunjungi Benteng Fort Rotterdam di Makassar

wisata sejarah benteng fort rotterdam
Sumber :
  • traveloka

BANDUNG – Bangsa Indonesia adalah negara yang sangat beruntung. Selain karena memiliki kekayaan alam yang tinggi, negari ini juga memiliki perjalanan sejarah yang panjang.

Kata PSSI Soal Hengkangnya Nathan Tjoe-A-On dari Timnas Usai Masuk Perempat Final

Mulai dari masa kejayaan kerajaan-kerajaan di masa lampau hingga kejadian bersejarah modern seperti perjuangan rakyat merebut kemerdekaan dari tangan para penjajah, semuanya terarsip dengan baik di berbagai tempat wisata sejarah di Indonesia.

Untuk rencana liburan idu fitri atau lebaran, pasti seru banget kalau kamu bisa mengunjungi langsung tempat-tempat yang masuk ke dalam buku pelajaran sejarah di bangku sekolah.

Bukan Karena Ceramah Politik, Untung Cahyono Ungkap Alasan Jamaah Sholat Ied Membubarkan Diri

Selain karena memiliki daya tarik yang unik, tempat wisata sejarah di Indonesia juga banyak yang keren.

Salah satunya adalah Benteng Fort Rotterdam yang berlamat di Jalan Ujung Pandang, Bulo Gading, Kecamatan Ujung Pandang, Kota Makassar, Sulawesi Selatan.

Sempat Viral Karena Materi Khutbah Sholat Ied Bernuansa Politik, Untung Cahyono Akhirnya Minta Maaf

Tempat wisata bersejarah Benteng Fort Rotterdam dibangun pada masa kerajaan Gowa-Tallo, tepatnya pada masa pemerintahan raya Gowa ke-9 di tahun 1667.

Objek wisata sejarah di Indonesia ini terletak di pinggir pantai sebelah barat kota Makassar dan dulunya bernama Benteng Ujung Pandang.

Bangunan bersejarah tersebut menjadi saksi bagaimana pemerintahan kolonial Belanda berhasil menjajah bangsa Indonesia dan kehilangan kekuasaannya beberapa saat kemudian.

Saat Kerajaan Gowa harus mengakui kekalahan kepada pihak penjajah, benteng ini diserahkan kepada VOC. Di bawah kendali VOC, benteng ini kemudian diubah namanya menjadi Fort Rotterdam.

Setelahnya, benteng tersebut dimanfaatkan sebagai pusat pertahanan sekaligus penampungan rempah-rempah untuk kawasan Indonesia timur.

Saat kekuasaan pemerintahan kolonial Belanda goyah, benteng ini direbut kembali dengan pasukan yang dipimpin oleh Sultan Hasanudin. (irv)