Tak Perlu ke Mesir Coba Kunjungi Candi Misterius Gunung Padang Cianjur

Wisata situs megalitikum Gunung Padang
Sumber :
  • Istimewa

BANDUNG – Jawa Barat merupakan salah satu provinsi dengan populasi terpadat di Indonesia, selain itu Jawa Barat juga kaya akan warisan adat dan budaya luhur yang terjaga.

Dedi Mulyadi Ceritakan Kenapa Milih Erwan Anak Haji Umuh Bos Persib Jadi Wagub Jabar

Berada di jalur cincin api pasifik, wilayah yang memiliki beberapa gunung berapi aktif, ini juga kerap disebut Parahyangan atau tempat tinggal para dewa.

Hal ini karena bentang alamnya yang terkenal begitu indah dan unik dengan jarak tempuh yang tidak terlalu jauh dari Jakarta atau Bandung.

Prakiraan Cuaca Wilayah Jawa Barat Hari Ini Jumat 29 November 2024

Dari danau di puncak gunung sampai pantai berpasir putih, Jawa Barat memiliki banyak sekali keajaiban alam yang begitu spektakuler dan sayang untuk dilewatkan.

Salah satunya adalah Kabupaten Cianjur, kabupaten yang terletak di pesisir selatan Jawa Barat ini menyimpan sejuta keindahan alam, yang menarik untuk dikunjungi wisatawan.

Update Informasi Ancaman Gelombang Air Laut Wilayah Jawa Barat Hari Ini Jumat 29 November 2024

Menguak Piramida Misterius di Situs Megalitikum Gunung Padang, Cianjur

Di lintasan gunung berapi di kawasan Cianjur terdapat sebuah penemuan besar yang sukses mengubah sejarah peradaban masa lalu.

Ketika reruntuhan candi ditemukan di bukit setinggi 100 meter ini, awalnya semua orang menganggap itu hal biasa. Namun 20 tahun lalu barulah diketahui bahwa candi tersebut bukan berdiri di atas bukit, melainkan di sebuah piramida buatan manusia yang terkubur oleh tanah.

Dari uji karbon, disimpulkan bahwa batu-batuan yang digunakan untuk membangun piramida ini diperkirakan telah berusia antara 9.000 hingga 20.000 tahun silam, atau 6.000 tahun sebelum Raja Tut membangun piramida-piramida di Mesir – dan menjadikannya sebagai piramida tertua di dunia.

Meski hingga saat ini bermacam penelitian sejarah masih berlangsung, namun Gunung Padang telah dibuka untuk umum. Untuk menuju puncaknya dibutuhkan waktu daki selama 20 menit melalui jalan setapak. Di teras pertama dan yang paling luas, pengunjung akan disambut oleh sebuah pohon besar.

Makin ke atas hingga menuju puncak, ukuran teras kian mengerucut sebagai simbol hierarki masyarakat di masa lalu.

Saat Anda berdiri di tengah-tengah tempat pemujaan purbakala yang dikelilingi oleh gunung berapi, pepohonan hijau, serta suasana yang begitu tenang, maka pikiran Anda pun akan terlena membayangkan kehidupan di masa pra-sejarah sambil melihat pemandangan nun jauh di bawah sana. (irv)