Nikmati Sensasi Masa Lampau di Museum Bale Indung Rahayu Purwakarta

Museum Bale Indung Rahayu Purwakarta
Sumber :
  • istimewa

BANDUNG – Museum tak selalu memiliki kesan yang membosankan. Namun seirig perkembangan zaman, museum juga berinovasi untuk menyedot wisatawan seperti halnya menggabungkan teknologi dan kebudayaan seperti yang terdapat di museum Bale Indung Rahayu.

Nikahi Polisi Bandung, Anak Camat di Purwakarta Kaget Diberi Mahar Emas Palsu

Sekertaris Dinas Pemuda, Olahraga, Pariwisata dan Kebudayaan (Disporaparbud) Kabupaten Purwakarta Heri Anwar mengatakan, di Purwakarta terdapat empat musieum digital yang dapat dikunjungi di Purwakarta.

Keempat museum itu yakni, Bale Panyawangan Diorama Purwakarta, Bale Panyawangan Diorama Nusantara, Bale Indung Rahayu dan Galeri Wayang dan semuanya berlokasi di pusat Kota Purwakarta.

Megawati Red Sparks Cetak Sejarah Baru, Pertama Kali Menuju Playoff Meski Gagal Final

"Ke empat museum itu dibangun sebagai edukasi dan daya tarik wisata sekaligus memberikan pengetahuan baru tentang sejarah pada kehidupan pada zaman dulu," ujar Heri, ketika ditemui di Bale Indung Rahayu, Jalan RE Martadinata, Kabupaten Purwakarta.

Bale Indung Rahayu Purwakarta merupakan museum sejarah yang dikemas dengan teknologi digital berisi sejarah tatar sunda dan sejarah Purwakarta dari masa ke masa.

Pertama dalam Sejarah, Megawati Bawa Red Sparks Menuju Babak Playoff V-League dalam 7 Tahun Terkahir

Museum yang ditata dengan estetika dengan teknologi digital tersebut menceritakan perjalanan hidup manusia dari mulai dalam kandungan sampai akhir hayat.

"Museum ini juga menjelaskan peran seorang ibu yang penuh dengan pengorbanan merawat anak dengan ada istiadat san budaya Sunda," kata dia.

Di dalam ruangan tersebut terdapat banyak gambar, miniatur yang menceritakan kisah. Dimulai dengan cerita, nyanyian (pupuh) Sunda yang sering mengiringi seorang ibu ketika hamil hingga melahirkan.

Selain itu, di dalam museum juga berisi miniatur dan permainan anak khas Sunda tempo dulu, seperti congklak, kelom batok, galah bandung, dan lainnya.

"Selain permainan, ada juga ruangan khusus untuk yang menceritakan tentang tradisi menyimpan tabungan gabah di lumbung atau leuit," imbuhnya.

Ruangan tersebut juga dihiasi berbagai sensor untuk mengaktifkan suara latar belakang dengan audio yang cukup apik.

"Kita sengaja buat ruangan dengan sensor audio, agar pengunjung bisa benar-benar merasa seperti di keadaan tempo dulu," pungkasnya. (irv)