Anak Ki Joko Bodo Ceritakan Kronologi dan Firasat Kepergian Ayahnya

Ki Joko Bodo
Sumber :
  • VIVAnews/Beno Junianto

Bandung – Anak kedua Ki Joko Bodo, Refo menceritakan soal kronologi ayahnya meninggal dunia, pada Selasa, 22 November 2022 pukul 10.00 WIB. Sebelumnya sempat tidak sadarkan diri saat berjemur selesai mandi, yang diketahui juga memiliki Riwayat sakit darah tinggi. 

 

“Meninggalnya sebenernya waktu pagi tadi habis mandi. Habis mandi kan biasanya keluarga jemur ayah, tiba-tiba waktu dijemur udah enggak ada,” kata Refo di kawasan Lubang Buaya, Jakarta Timur.

 

“Posisi meninggalnya di dalam rumah. Soalnya waktu di luar rumah itu udah ada tanda-tanda, begitulah. Akhirnya kita bawa masuk ya kita panggil dokter didiagnosa meninggal dunia pada jam 10 pagi,” tambahnya.

 

 

 

{{ photo_id=9352 }}

 

 

 

Refo juga menjelaskan kepada awak media, bahwa adiknya memiliki firasat sebelum ayahnya meninggal dunia. Sebelumnya adiknya sempat bermimpi tentang Ki Joko Bodo yang mau pergi, dan ternyata hanya mimpi namun benar-benar pergi. 

 

“Sebelum ayah meninggal, adikku cerita bahwa semalem itu dimimpiin ayah kalo ayah itu mau pergi. Tiba-tiba aja emang bener-bener pergi. Adek sempet ada firasat,” kata Refo.

 

Ki Joko Bodo sebelum meninggal dunia memperdalam ilmu agama, dan diungkap Refo setelah menjalankan ibadah umrah dan semakin memperdalam agama islam.

 

“Ya memang itu sudah cukup lama ya, emang setelah umroh ayah berusaha untuk kembali ke agama Islam,” katanya.

 

Refo merasa sangat senang lantaran ayah meninggal dunia dalam keadaan sudah berhijrah. 

 

“Kalau saya senang gitu. Maksudnya ayah bisa kembali kepada fitrahnya bisa kembali kepada ilmu agama gitu. Yang dari dulu dikenal seperti itu nyatanya bisa berubah, bisa hijrah,” katanya.

 

 

 

{{ photo_id=9354 }}

 

 

 

Selain itu, Ki Joko Bodo memilih untuk meninggalkan profesinya dan beralih sebagai pemandu wisata rohani untuk menghidupi 4 istri dan 10 anaknya. Diketahui juga, Ki Joko Bodo masih membuka praktek konsultasi berbagai masalah seperti, penyakit, percintaan, dan sebagainya.

 

Tentu saja, Ki Joko Bodo mengakui sebagai wadah untuk silaturahmi, dan memiliki perbedaan sebelum berhijrah dengan menerapkan batasan yang dianjurkan agama. Ki Joko Bodo pun mewakafkan salah satu tempat praktek paranormalnya untuk dijadikan sebagai masjid