Kisah Inspriratif Deni Sanusi Dulu Pembenci Islam Sekarang Jadi Mualaf

Deni Sanusi, Mualaf Etnis Tionghoa
Sumber :
  • istimewa

Bandung – Kisah inspiratif Islami memang menarik diulas, khusunya di bulan suci Ramdhan. Salh satu kisah menarik ini datang dari Plt Ketum Persatuan Islam Tionghoa Indonesia, Chong Bun Fi atau kini dikenal dengan nama Deni Sanusi.

Deni Sanusi memutuskan untuk menjadi mualaf ketika duduk di bangku kuliah. Sejak lahir, pria yang akrab disapa Koh Deni ini menganut agama Buddha.  Hingga akhirnya saat duduk di bangku SMA, Deni memutuskan untuk pindah ke agama Katholik.

Kendati demikian, dia mengaku masih mengalami kegelisahan, hingga akhirnya dia bertemu dengan guru agama Islam, yang dia anggap cocok untuk diajak berdiskusi.

Dikutip dari Youtube Hidayatullah TV, yang diunggah pada Kamis, 14 April 2022. Deni pun diminta untuk berdoa agar diber petunjuk atas kegelisahannya. Sejak saat itu, dia mulai belajar Islam hingga ikut berpuasa sebulan penuh. Dia pun mendapat petunjuk berulang kali.

Mulai dari gemetar hingga pingsan saat mendengar Adzan, hingga pada suatu malam dia merasa dituntun untuk wudhu dan salat.

Akhirnya, Deni mantap memeluk Islam, dua hari setelah Idul Fitri. Padahal diakui Deni, dulu dia adalah sosok yang sangat membenci Islam. Saking bencinya, dia mengatakan, lebih baik melihat kotoran daripada melihat Islam.

"Akhirnya saya bulet masuk Islam, saya khitan, saya belajar, saya ngaji. Pas saya belajar makin terbuka kebenaran Islam. Jadi doa saya tolong tunjukkan agama itu dibuktikan," ujar Deni.

Ia mengaku, sebelumnya bahkan pernah berpikir, atau memberikan stigma negatif terhadap agama islam.

"Padahal sebelumnya namanya etnis Tionghoa, saya sama Islam itu negatif semua. Kan dulu saya ngalamin. Apa yang tertarik? Dulu sebelum saya masuk Islam, saya lebih baik liat kotoran daripada liat Islam," tambahnya.

Namun, setelah Deni mempelajari Islam, dia mengakui pandangannya tentang Islam semuanya salah.  "Ajaran Islam itu luar biasa. Sampai saya ngaji segala macem, saya menemukan kebenaran di agama Islam," kata dia.

Deni lebih lanjut bercerita, setelah masuk Islam, dia pun masih harus menghadapi cobaan berat, di mana orangtuanya sangat menentang Deni menjadi mualaf.

"Ayah ibu Buddha, kan agama leluhur. Saya dibaptis, keluar sendiri, gak ada masalah. Tapi pas saya masuk Islam, orangtua saya marah. 95 persen orang etnis Tionghoa kalo masuk Islam pasti dimusuhin sama keluarga, termasuk saya. Ada lebih dari 10-15 tahun, saya sendiri diusir," ungkapnya.

Selama kurun waktu kurang lebih 15 tahun, Deni tak dianggap oleh keluarganya. Bahkan, dia dikira telah kena sihir karena mau masuk Islam.

"Dibujuk, udah lah gak usah (masuk Islam). Sampe saya ngumpet-ngumpet segala macem. Terakhir, dia (ayah) ngeliat saya udah gak goyah lagi dalam Islam, saya ditekan. Semua fasilitas gak boleh, padahal orangtua saya lumayan ada usaha, ada pabrik. Sampe keluarga-keluarga pun gak boleh berhubungan sama saya," tutur Deni.

Alhamdulillah, semua itu sudah berlalu. Kisahnya tak direstui keluarga untuk masuk Islam, berakhir bahagia. "Ending-nya pas 5 tahun sebelum orangtua saya meninggal. Happy ending. Kalo ibu saya sebelum saya Muslim udah meninggal. Ini ayah," pungkasnya. (irv)

 

Artikel ini sudah tayang di VIVA.co.id pada hari Kamis, 14 April 2022 - 08:57 WIB

Judul Artikel : Ngaku Lebih Baik Lihat Kotoran daripada Islam, Pria Ini Mualaf

Oleh : Sumiyati