Pandangan Dokter Soal Urut Bahu yang Dijalani Verrel Bramasta

Natasha Wilona dan Verrell Bramasta
Sumber :
  • Instagram

BANDUNG – Aktor Verrel Bramasta membagikan kabar kurang menyenangkan di laman Instagramnya. Usai bertanding tinju dengan Enrique Dustin, Verrel mengalami cedera di lengan dan bahu kiri. 

Anak Venna Melinda itu diketahui mengalami bahu copot atau dislokasi bahu yaitu insiden yang membuat bonggol tulang lengan bagian atas sebelah kiri menjadi terlepas.

Verrel pun kemudian memutuskan untuk mengobatinya secara tradisional dengan melakukan urut di Haji Naim. Awalnya, mantan kekasih Natasha Wilona itu nampak kesakitan dan sulit menggerakkan tangan. Bahkan, ia sampai membutuhkan bantuan untuk bisa duduk. 

"Bahu copot. Pertama kali ke Hj. naim. Gara-gara boxing sama @iamenriquedustin," tulis @bramastavrl mengiringi unggahan videonya saat berobat ke Haji Naim.

Usai diurut, kakak Athalla Naufal itu nampak membaik. Bahkan, dia sudah langsung bisa bercanda, padahal sebelumnya meringis kesakitan.

Lalu sebenarnya, apakah aman dan efektif melakukan urut ketika mengalami cedera atau dislokasi bahu? Bagaimana pandangan medis mengenai pengobatan tradisional yang dijalani Verrel Bramasta? 

Consultant Orthopaedic Arthroplasty & Sports Surgeon, Dr. Badrul Shah Badaruddin, sebenarnya tidak mempermasalahkan pengobatan tradisional seperti yang dijalani Verrel, asal yang melakukannya sudah berpengalaman. Namun, apabila tukang urut yang didatangi tidak terlatih, hal ini justru dapat memperburuk kondisi yang dialami si pasien.

"Kalau tradisionalnya memang sudah biasa dengan treatment ini mungkin betul caranya," ujar Dr. Badrul saat sesi diskusi bersama ALTY Orthopaedic Hospital di kawasan Jakarta Pusat, Kamis 8 Desember 2022. 

"Jadi, kalau pergi ke tradisionalnya untuk menguatkan muscle (otot) mungkin oke. Tapi, kalau tidak betul dia akan memudaratkan (membahayakan)," sambungnya.

Lebih lanjut, Dr Badrul menjelaskan, ada dua jenis dislokasi bahu, yaitu cedera pertama dan cedera berulang. Untuk melakukan pengobatan, pasien harus memahami hal tersebut untuk mengetahui jenis treatment yang tepat.

"Kalau many times ada recurrent dislocation (dislokasi berulang), harus benar-benar di-treatment-nya, karena makin lama makin keluar, jadi akan merusakan sendi. Kalau first time, mungkin tidak akan berlaku lagi treatment-nya, olahraga kuatkan muscle-nya," ungkap dokter dari RS Ortopedi ALTY, Malaysia itu.

Namun, Badrul menyarankan lebih baik memeriksanya ke dokter agar bisa ditelusuri lebih lanjut. Sebab, ada jenis cedera yang membutuhkan pembedahan, tapi ada juga yang tidak.

"Jadi yang penting, bagaimana kondisinya, first time atau sudah berulang. Kalau kejadiannya berulang harus ke rumah sakit dan kadang harus dibuat investigasi seperti MRI. Jadi, harus dilihat bagaimana cederanya, ada yang perlu pembedahan, ada yang tidak perlu," pungkas Dr. Badrul Shah Badaruddin.(dra)