Kaya Nutrisi, Ahli Gizi: Tempe adalah Superfood
- Pixabay
VIVA Bandung – Tempe merupakan makanan tradisional Indonesia yang kaya akan gizi. Meski harganya murah, tempe yang terbuat dari kedelai ini, banyak memiliki manfaat kesehatan.
Sebagai sumber protein nabati, tempe kaya akan nutrisi. Salah satu kandungan nutrisi tempe adalah tinggi protein, vitamin, dan mineral tetapi rendah natrium dan karbohidrat. Selain itu, tempe juga bisa dijadikan banyak olahan.
Dokter gizi klinis, DR. dr. Fiastuti Witjaksono, MSc, MS, SpGK, menjelaskan, kandungan protein dan kalsium pada tempe setara bahkan lebih tinggi dibandingkan dengan daging sapi.
"Bahkan selain itu, kandungan lemak jenuh dan garam pada tempe lebih rendah dibandingkan dengan daging sapi," Jelas dr. Fiastuti, saat Press Conference dan Media Experience Taro Tempe di kawasan Kebayoran, Jakarta Selatan, baru-baru ini.
Lebih lanjut, dokter Fiastuti mengungkap bahwa tempe merupakan makanan super atau superfood asli Indonesia. Menurutnya, dalam 100 gram tempe setidaknya mengandung 20,8 gram protein, 8,8 gram lemak, 1,4 gram serat, dan 201 kalori. Sebagai perbandingan, dalam 100 gram daging sapi biasanya hanya mengandung 17,5 gram protein.
Dokter yang berpraktik di RSCM itu juga mengatakan, tempe juga baik untuk pembentukan tubuh dan menjaga kesehatan pencernaan anak-anak hingga orangtua.
"Dengan gizi yang tinggi, tempe diproduksi dengan energi yang lebih rendah dan dijual lebih murah dibanding daging sapi di Indonesia," paparnya.
Dalam kesempatan yang sama, Ahli Tempe, Dr. Dra. Suliantari, MS., menjelaskan bahwa membuat tempe merupakan satu hal yang mudah, namun yang higienis dan memenuhi standar menjadi hal yang sulit.
"Terutama menyangkut kebiasaan membuat tempe di Indonesia sendiri. Sejumlah produsen tempe di Indonesia telah menerapkan Standar Nasional Indonesia (SNI) dan standar mutu tempe internasional (codex). Codex tersebut lebih banyak mengadopsi ke SNI," jelasnya.
Suliantari pun memaparkan, guna menghilangkan rasa bosan saat memakan tempe, masyarakat dapat mencoba berbagai olahan lainnya. Namun, dokter Fiastuti menyarankan, agar manfaatnya lebih optimal, tempe sebaiknya tidak diolah dengan cara digoreng.
"Misalnya bikin tempe bacem tanpa digoreng kan juga enak, nah itu yang harus diajarin ke masyarakat. Kita udah kebiasaan orang Indonesia makanan semua digoreng, entah tempe goreng biasa, tempe mendoan, itu kan minyaknya banyak banget," imbuh dr. Fiastuti Witjaksono.