Studi: Depresi Bisa Meningkat Gegara Terlalu Banyak Konsumsi Makanan Ini

Ilustrasi pria
Sumber :
  • Pixabay

Untuk penelitian tersebut, para peneliti menanyai 2.572 melakukan wawancara saintik dengan para mahasiswa pascasarjana dan sarjana di Brasil tentang kebiasaan makan dan gaya hidup mereka setiap dua tahun antara 2016 dan 2020.

Peserta melaporkan sendiri seberapa sering mereka makan 144 jenis makanan yang berbeda, termasuk makanan ultra-olahan seperti pizza dan keripik beku, serta buah-buahan dan sayuran, dan seberapa besar porsinya.

Mereka juga diminta untuk melaporkan indeks massa tubuh mereka, konsumsi alkohol, apakah mereka merokok, berapa jam menonton TV, apakah mereka menderita diabetes dan apakah mereka sebelumnya telah didiagnosis dengan depresi klinis.

Selama penelitian, 246 kasus depresi ditemukan. Mereka yang mengalami depresi termasuk 66 pria (27% kasus) dan 180 wanita (73% kasus).

Hasilnya dipecah menjadi empat kelompok untuk membedakan makanan antara para sukarelawan.

Mereka yang mengonsumsi makanan ultra-olahan membuat setidaknya 31% dari diet mereka setiap hari, diet terburuk, hingga 82% lebih mungkin didiagnosis dengan depresi selama penelitian, dibandingkan dengan orang yang makan sedikit makanan ultra-olahan, kurang dari 16% dari konsumsi harian mereka.

Perlu dicatat bahwa penelitian tersebut mengandalkan data yang dilaporkan sendiri, sehingga beberapa kesimpulan mungkin diharuskan diteliti lebih lanjut.