Bolehkah Kuburan atau Makam dipasang Paving, Cor atau Batu Nisan Dalam Islam? Buya Yahya Menjawab

Buya Yahya
Sumber :
  • Tangkap layar

VIVA Bandung – Apakah boleh kuburan atau makam keluarga dipasang paving, cor, atau batu nisan untuk menandakan? 

Banyak ditemukan di Indonesia, makam-makam dipasangkan paving sedemikian rupa dan juga batu nisan di atasnya. 

Apakah hal ini diperbolehkan dalam Islam

Karena sebagai seorang muslim harus mengikuti aturan yang sudah ditetapkan oleh Allah SWT sehingga tak boleh sembarangan, termasuk dalam urusan makam.

Lebih baik cari tahu terlebih dahulu apa hukumnya sebelum pasang paving di makam. 

Dilansir Bandung.viva.co.id dari kanal YouTube Al Bahjah TV, berikut penjelasan Buya Yahya tentang hukum pasang paving, cor, dan batu nisan di makam.

Terkait dengan paving, Buya Yahya menyebutkan bahwa itu tidak sama seperti menyemen makam. Karena jika menggunakan paving, itu bisa dibongkar atau dicabut dengan mudah sehingga tidak terlalu mengganggu kuburan lain. 

"Paving seperti halnya batu alam dan sebagainya itu ditata begitu agar rapi enggak ada masalah karena bukan seperti menyemen," kata Buya Yahya. 

"Kalau menyemen itu akan mengganggu orang lain karena ingin membongkarnya, karena mungkin mau diisi mayat lainnya atau mengganggu kiri kanannya," lanjutnya. 

Sementara untuk paving sangat mudah untuk dicabut ataupun digeser.

"Kalau paving tinggal digeser saja, tinggal dicabut," ujar Buya Yahya.

Sementara untuk menyemen makam itu hukumnya makruh kecuali memang ada kondisi khusus.

"Hendaknya dihindari jika tidak ada hajat, misalnya tidak khawatir akan adanya banjir maka hendaknya jangan begitu, makruh," kata Buya Yahya.

Walau ada yang mengatakan sampai haram hukumnya, tapi Buya Yahya mengingatkan untuk tidak sampai mencaci maki dengan perbedaan tersebut. 

"Memang di sana dikatakan haram, tapi kita ikut ulama mengatakan makruh, hindari caci maki dan olok-olok," ujar Buya Yahya. 

Lalu untuk batu nisan, Buya Yahya menjelaskan juga bahwa itu hukumnya boleh-boleh saja.

"Batu nisan diperkenankan untuk memberi tanda, bukan sesuatu yang haram, dengan kayu atau batu yang ditulis adalah tidak ada masalah," kata Buya Yahya. Wallahua'lam.