Pria Lebih Agresif Saat Berhubungan Seks? Ini Alasannya
- istimewa
Bandung –Berhubungan intim merupakan salah satu kebutuhan setiap pasangan yang sudah menikah.
Selama melakukan hubungan dengan suami, wanita biasanya akan mencoba berbagai gaya berhubungan agar lama bersama suami.
Wajar saja, karena mengubah gaya saat bercinta dipercaya dapat menaikan gairah selama menjalani hubungan intim dengan pasangan di atas ranjang.
Mengutip Healthline, Kamis, 14 Juli 2022, kehidupan sex yang sehat dapat meningkatkan rasa percaya diri, menurunkan stress dan membuat tidur lebih nyenyak di malam hari.
Ini alasan kenapa pria dengan wanita berperilaku berbeda saat berhubungan seks.
Saat berhubungan intim, pria dianggap lebih aktif dibandingkan dengan wanita. Sehingga ketika pria mengalami kelainan seksual membuat hubungan seksual akan menjadi terhambat.
Kelainan seksual yang dialami oleh pria dapat menurunkan stamina saat berhubungan intim dengan pasangan.
Ada beberapa kelainan seksual yang sering dialami oleh pria, seperti sexual performance anxiety, stress, ejakulasi dini dan disfungsi ereksi.
Sexual Performance Anxiety (SPA) merupakan penyakit dimana pria merasa takut tidak dapat memuaskan pasangannya di atas ranjang Sexual Medicine Reviews menyebiutkan SPA dapay mempengaruhi 9-25 persen pria dan dapat menyebabkan ejakulasi dini dan disfungsi ereksi.
Selain pada pria, SPA juga dapat mempengaruhi 6-16 persen wanita sehingga menghambat hasrat seksual. Seperti yang disebutkan, saat ini masih belum ada pengobatan yang dianggap ampuh untuk menyembuhkan kelainan ini.
Namun, ada beberapa terapi yang dianjurkan seperti terapi perilaku kognitif, pelatihan meditasi kesadaran dan penggunaan obat-obatan kimia untuk gangguan kecemasan. Obat yang digunakan untuk terapi ini juga tidak berbeda dengan penderita gangguan kecemasan lainnya.
Indian Journal of Urologi menyebutkan ejakulasi ini merupakan salah satu kelainan seksual yang sering dialami oleh pria di seluruh dunia.
Data WHO menunjukan sekitar 39 persen pria di beberapa komunitas mengalami ejakulasi dini. Masalah ini dapat diatasi dengan konseling psikoseksual atau pengobatan farmasi yang dapat dikonsumsi setiap hari.
Ejakulasi dini biasanya dialami oleh pria di bawah 40 tahunan. Masalah ini dapat disebabkan oleh disfungsi ereksi, Sexual Performance Anxiety dan juga masalah dengan pasangan.
Selain itu, ejakulasi dini juga dapat disebabkan oleh faktor biologis seperti level hormone yang tidak normal, level neurotransmeter yang tidak normal, infeksi saluran prostat atau ureter dan juga keturunan.
Pria yang mengalami ejakulasi dini juga dapat mengalami stress dan masalah dalam hubungan serta kesuburan.
Kelainan seksual lain yang sering dialami oleh pria adalah disfungsi ereksi. Kelainan dimana penis pria sudah tidak dapat lagi mengalami respon ereksi terhadap rangasangan. Sehingga gaya berhubungan agar lama tidak dapat dilakukan oleh pasangan.
Berbeda dengan ejakulasi dini, disfungsi seksual lebih sering dialami oleh pria yang sudah lanjut usia atau lansia.
Biasanya pria yang mengalami disfungsi ereksi menunjukan perubahan pada salah satu komponen respon ereksi termasuk organik, relsional dan psikologis seperti yang disebutkan dalam Jurnal National Health Service.
Secara epidemologi, disfungsi ereksi disebabkan adanya kelainan pada saluran kemih bagian bawah pria, seperti hyperplasia prostat jinak atau adanya pembesaran prostat yang jinak.
Disfungsi ereksi dapat diketahui dengan melalui berbagai test atau pemeriksaan oleh ahli. Seperti, test fisik dimana saraf penis dan testis akan diperiksa untuk rangsangannya.
Selain itu juga dapat diketahui dengan tes darah, tes urin, pengecekan dengan ultrasound dan juga pemeriksaan psikologis.
Pemeriksaan psikologis biasanya akan membutuhkan keberanian yang tinggi bagi pria, karena dokter akan menanyakan pertanyaan yang berhubungan dengan kondisi kesehatan alat reproduksi dan pasien akan diminta untuk jujur saat menjawab semua yang dilontarkan oleh dokter.
Semua masalah kelainan seksual yang dialami pria ini sebenarnya dapat diatasi atau dicegah dengan cara alami, seperti berhenti merokok, memulai pola hidup sehat, akupuntur, konsumsi suplemen herbal atau makanan yang tinggi mineral agar dapat menaikan kadar zat besi dalam tubuh.
Karena gaya hidup yang sehat merupakan salah satu cara untuk menjauhkan diri dari berbagai penyakit termasuk kelainan seksual baik pada pria atau wanita. (irv)