Kenaikan Kasus HIV/AIDS Terjadi di 5 Kota Besar Jawa Barat

HIV/AIDS
Sumber :
  • Pinterest

BANDUNG - Orang dengan HIV/AIDS atau ODHA seringkali menarik diri dari lingkungan sosial. Padahal banyak ODHA yang juga memiliki potensi dalam lingkungan sosialnya. Kepala Dinas Sosial Provinsi Jabar Dodo Suhendar mengatakan, seseorang setelah mengetahui dirinya terinfeksi HIV/AIDS biasanya akan menarik diri dari pergaulan sosial. Semua potensi dirinya pun terkubur.

"Mereka memiliki kendala dalam interaksi sosial, berkurang dalam kemandirian sosial karena stigma negatif. Salah satu tugas kita adalah membantu mereka untuk kembali aktif dan produktif dalam lingkungan sosialnya," kata Dodo Suhendar dalam Temu Pimpinan untuk Aspirasi Masyarakat (TEPAS) dengan topik 'Ruang untuk ODHA' di Gedung Sate Kota Bandung, Jumat 2 September 2022.

Dodo menegaskan, dalam meluruskan stigma negatif terhadap ODHA perlu lolaborasi semua pihak, bukan hanya dari Dinas Kesehatan atau Dinas Sosial, melainkan juga dari organisasi masyarakat lainnya.

Dinas Sosial sendiri memiliki beberapa program agar ODHA dapat kembali berinteraksi dan produktif dalam kehidupannya melalui pemberdayaan sosial. Contohnya antara lain dengan memberikan pelatihan barista di Lembang, Kabupaten Bandung Barat. 

"Pemberdayaan sosial harus dilanjutkan. Mereka memiliki potensi dan harus tetap beraktivitas. Silahkan kembali bekerja, bermusik, berolahraga, di bidang jasa atau yang lainnya sesuai dengan kemampuannya," kata Dodo.

Jika ODHA kembali dalam lingkungan sosialnya, bahkan produktif secara ekonomi, setidaknya, menurut Dodo, hal itu akan mengurangi stigma negatif di masyarakat. Ia pun mengajak kepada semua pihak untuk memetakan keberadaan ODHA dan potensi mereka yang dapat terus dikembangkan di masyarakat. 

Apalagi menurutnya, ODHA dari kalangan keluarga miskin juga berhak untuk mendapatkan bantuan sosial. "Jika mereka dari keluarga tak mampu bisa memanfaatkan bantuan sosial. Mereka juga memiliki hak yang sama untuk mengakses bansos, bantuan sembako, BPJS hingga KIP (Kartu Indonesia Pintar)," tegasnya.